Wednesday, January 29, 2020

EXSEKUSI PERAWAT BISPAK

SUHU DOMINO 6100game

SUHU DOMINO Sebut aja nama ane Algi. Ceritanya waktu itu ane udah hampir seminggu sakit kepala, gak kayak sakit kepala biasanya, ane khawatir sakit kepala ane itu semacem vertigo karena sakitnya yang beneran gak nahan. Alhasil, ane terpaksa ke dokter buat periksa. Ya meskipun keadaan kantong gak memadai, tapi kesehatan kan nomer satu. ngakak : )
Buat meriksain sakit ane ini, ane datengin RSUD kota ane yang jaraknya gak terlalu jauh dari rumah. Ya biasa deh yang namanya RSUD, pasti rame, penuh dan ngantri bukan kepalang kayak mau ngambil beras murah. Tapi kegiatan ngantri ane sedikit lebih menyenangkan saat itu karena tepat di depan ane duduk, adalah meja resepsionis rumah sakit yang dibaliknya ada perawat yang lumayan cantik. Tadi sih pas ane daftar buat berobat, ane cek namanya, Risty.
Perawat Risty ini penampilannya biasa aja karena masih pake seragam perawat putih lengkap dengan topi kecilnya yang nempel diatas kepalanya. Kulitnya putih, rambutnya hitam pekat, badannya lumayan sintal. Ane gak bisa bayangin banyak karena ane gak bisa liat doi seluruh badan.
Sekitar 30 menit nunggu, sambil liatin perawat Risty yang lucu, tau-tau nama ane dipanggil dokter untuk masuk ke ruangan buat diperiksa. Bergegaslah ane masuk ke dalam ruangan. Dokter yang meriksa ane cowok, udah tua, ngomongnya aja gak jelas. Biar begitu, tetep aja yang ane pikirin cuma Risty yang di depan tadi. Duh, gimana ya caranya ngajak doi kenalan? Begitu yang ane pikirin selama lagi di periksa si dokter.
Gak sampe lima belas menit ane diperiksa, setelah dokter ngasih resep, langsung ane keluar. Sebelum ane pulang dan gak menyia-nyiakan kesempatan, ane samperin aja meja Risty dengan modal beberapa pertanyaan asal.
"Mbak, mau tanya dong. Ini kalau mau nebus resep obat dari dokter ini dimana ya?"tanya ane, padahal ane tau apotek rumah sakit itu dimana.
Risty yang sedang sibuk menulis di buku besar itu pun kaget dengan ane yang bertanya dengan mendadak.
"Oh, Mas keluar aja lewat pintu itu. Sambil menunjuk pintu di belakang ane,  Lalu belok ke kiri. Di ujung lorong, mas lihat di sebelah kanan, itu apoteknya mas." Jelas Risty.
"Oh gitu ya, Mbak? Jawab ane, ane sok mikir jalan ke apotek, padahal ane lagi mikirin buat nanya apalagi.
"Kalau rumah mbak, arahnya kemana?"Tanya ane ngasal sambil nyengir.
Risty malah tersenyum kecil. Senyumnya bener bener manis dan bikin ane deg-degan gan.
"Rumah saya jauh, Mas. Susah dijelasinnya", hehehe. Jawab suster Risty sambil terkekeh kekeh.
"Terus kalau jauh, Mbak pulangnya gimana? Ada yang jemput?"Tanya ane lagi.
Masih dengan melempar senyum manisnya, Risty menjawab "Biasa sih naik angkot mas, dua kali ganti. Gak susah kok.
"Oh gitu. Emang mbak pulang jam berapa? Kalau saya anter pulang, mau gak? Setelah nanya ini, ane baru ngerasa ane nekat banget. Tapi ya, kalo pun dia gak mau, besok juga gak akan ketemu lagi, jadi ane gak akan malu malu amat.
"Ah, Mas bisa saja. Nanti merepotkan, Mas. Mas juga kan lagi sakit."

"Udah sehat kok, Mbak. Sejak tadi liat Mbak pertama kali. Hehehe. Jawab ane dengan sedikit gombal.
Risty tidak menjawab, hanya melihat catatan yang ada di mejanya sesaat lalu berkata, "Kalau mau, saya nanti pulang jam lima sore mas. Jawab Risty sambil memberikan sebuah kertas kecil kepada ane. Mas pulang saja dulu, istirahat di rumah.
Begitu ane lihat, ternyata yang dituliskan di situ adalah nomer telepon. Wah, jalan bagus nih. Begitu pikir ane. Segera ane pulang dengan perasaan senang bercampur salah tingkah karena bingung gak tau nanti harus gimana pas ketemu Risty.
Ane langsung nyodorin tangan ane ke Risty. "Aku Algi.." Ucap ane buat kenalan.
"Risty, Mas..." Jawab Risty sambil menjabat tangan ane.
Singkat cerita, sore itu ane udah parkirin motor ane di RSUD buat nunggu Risty. Dari jauh ane liat Risty jalan keluar dari gedung rumah sakit masih dengan seragamnya, hanya ditambah sweeter berwarna abu-abu dan ransel kecil yang disangkutkan di bahunya.
Risty melemparkan senyum manisnya begitu melihat ane yang berdiri disamping motor ane.
"Sudah lama ya, Mas? Maaf ya membuat menunggu..."ujar Risty sopan.
"Enggak kok, baru sebentar hehehe." Jawab ane sambil menyodorkan helm untuk digunakan Risty. Segera Risty memakai helm tersebut.
"Mau langsung pulang? Atau mau kemana dulu?"
"Hmm, terserah mas saja. Aku gak buru-buru kok." Jawabnya pelan.
"Kalau makan dulu, bagaimana? Tanya ane.
Risty hanya mengangguk. Segera ane nyalakan motor dan berangkat mencari makan.
Sesampainya ditempat makan, banyak sekali hal yang kita bicarakan. Mulai dari soal pekerjaan, sampai kehidupan pribadi.
Dari obrolan tersebut, ane dapati ternyata Risty ini baru putus dengan kekasihnya dua bulan yang lalu dan mantan pacarnya tersebut kini sudah menikah dengan wanita lain. Ane gak nyangka, wanita secantik Risty ini bisa ditinggal demi wanita lain.
Hari semakin sore dan gelap, yang ternyata juga mendung. Kami berdua memutuskan untuk pulang sebelum hari hujan. Risty menjelaskan arah dan jalan ke rumahnya yang ternyata ane cukup hapal daerah tersebut. Ane segera memacu motor bebek ane melewati jalan tikus yang ane tau supaya bisa cepat sampai.
Beberapa ratus meter sebelum sampai, tanpa diberi aba-aba hujan deras segera turun. Terlalu dekat buat neduh dulu. Akhirnya ane terobos aja ujannya meskipun baju ane dan suster Risty pun basah kuyup.
"Duh, Mas. Terima kasih banyak ya sudah mau antar aku sampai kehujanan. Maaf merepotkan ya, Mas." Kata Risty begitu sudah sampai di depan rumahnya. Rumahnya tidak terlalu besar, terlihat asri dengan banyak tanaman di bagian teras juga cat berwarna hijau yang menambah kesan menenangkan.
"Gak masalah kok. Aku yang minta maaf karena naik motor sama aku, kamu jadi kehujanan..." Kata ane sambil meringis kedinginan.
"Mas, mampir dulu yuk. Aku buatkan teh hangat dan pinjamkan baju buat mas. Jangan dipaksa pulang, nanti malah tambah sakit."
"Gak usah ah, gak enak ah sama orang rumah..."Jawab ane basa-basi.
"Tidak apa, Mas. Lagi pula aku tinggal sendiri. Yuk, mas. Masukan motornya." Kata Risty sambil membukakan pagar rumahnya.
Ane pun memutuskan untuk mampir sebentar sambil menunggu hujan reda. Risty memersilahkan ane untuk duduk di ruang tamunya yang kecil namun bersih dan tertata rapih.
"Duduk dulu mas, sebentar aku hambilkan anduk ya mas..." Kata Risty sambil berlalu ke dalam.
Ane lantas duduk sambil melihat lihat, ada beberapa foto waktu Risty wisuda. Terlihat cantik sekali dengan kebaya dan toga. Juga ada beberapa foto yang sepertinya adalah orang tua Risty disamping foto wisudanya.
"Ini mas, handuknya..." Risty mengagetkan ane dengan memberikan handuk berwarna biru tebal untuk ane mengeringkan badan. "Ini ada kaos punya mantan aku dulu, gak terlalu bagus, tapi sepertinya muat buat mas..."
"Iya, terima kasih ya. Oia, panggil Algi saja ah. Jangan mas. Kayaknya umur kita gak jauh beda. Hehehe." Kata ane sambil mengambil kaos dari tangan suster Risty.
"Hehehe iya, Algi" tambahnya.
Ane pun bergegas ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Setelah selesai, ane hendak kembali ke ruang tamu. Saat melewati salah satu ruangan, ane lihat pintu yang tidak tertutup rapat. Maksud hati ingin menutup pintu tersebut meski ane tidak tahu itu kamar atau ruangan apa. Kaget ane begitu ane lihat ternyata didalamnya Risty sedang berganti pakaian.
Risty yang tampak cantik meski tubuhnya terbalut seragam kerja, terlihat makin cantik tanpa busana. Rambut hitam lurus sepunggung membuatnya tampak lebih anggun. Tubuhnya yang putih sintal, pantatnya yang kencang dan payudara yang begitu menantang, membuat ane benar-benar langsung berpikiran kotor. Celana ane pun semakin tak nyaman karena batang yang makin mengeras. Khawatir Risty tau ane ngintip, segera ane balik ke ruang tamu.
Ane langsung duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Berusaha tenang dan sebisa mungkin gak salah tingkah karena yang ane liat barusan.
Risty kembali dari kamar. Mengenakan pakaian barong Bali berwarna ungu, dengan hotpants berwarna coklat tua dengan handuk yang melilit di kepalanya sambil membawa gelas berisi teh hangat.
"Ini Gi diminum dulu..." Kata Risty menyuguhkan minum, sambil duduk disamping ane.
"Iya, makasih ya Risty..." Jawab ane tersipu malu.
Ane ambil gelas dan minum teh sedikit. Coba-coba cari bahan pembicaraan meski yang ane bayangin cuma Risty yang lagi ane entotin dengan liar.
"Hmm, Algi tadi ngintipin aku ya?" Tanya Risty.
DHEG! Kaget bukan kepalang, ane bingung mesti jawab apa.
"Ah? Enggak kok, emang tadi kamu dimana?"
"Di kamar, sudah Gi, aku tahu kok. Tadi aku lihat bayangan kamu dari meja rias aku. Kamu ngintip aku kan?" Selidik Risty dengan nada sedikit lebih tinggi.
Ane tertunduk malu, bingung dan gak tau mesti ngomong apa.
"Iya, Ty. Maaf ya, tadi gak sengaja. Niatnya mau nutup pintu, eh malah jadi ngintip...." Jawab ane masih sambil tertunduk.
Ane gak berani liat muka Risty, sampe tau tau dia ngegeser duduknya biar makin deket sama ane.
"Terus, cuma nginitip aja? Gak mau yang lain?"Bisik Risty di telinga ane.
Kontan aliran darah ane langsung kenceng ke seluruh badan. Yang tadinya kerasa dingin, mendadak langsung panas.
Seketika tanpa basa basi ane lumat bibir mungil Risty. Tangan kanan ane narik kepalanya supaya ciuman kita semakin kuat dan dekat. Nafas Risty langsung kenceng gak beraturan. Risty lalu narik handuk yang ada di kepalanya dan ngelemparnya ke lantai.
Ciuman ane turunin ke leher Risty. Langsung aja Risty mengangkat kepalanya ke atas, seakan minta ane buat nikmatin lehernya tanpa ada yang kesisa. Baju barong Bali nya yang longgar, membuat ane semakin leluasa untuk memasukan tangan dan ngeremes payudaranya yang udah dari tadi ane tunggu-tunggu.
"Hmm, uhhhh Algi, pelan-pelan..." Desah Risty. POKER ONLINE
Desahan Risty justru membuat ane semakin terangsang dan pengen nikmatin badannya tanpa sisa. Ane angkat bajunya, dan buka kaitan bra-nya dengan sekali tarik. Sekarang dua payudara bulat menantang yang tadi ane liatin dari jauh doang, udah siap buat ane nikmatin sampe puas.
Gak pake nunggu lama, ane hisap putingnya sambil ane remes yang sebelahnya. Desahan Risty semakin jadi. Tanpa disadarin, satu tangannya narik rambut ane cukup keras.
"Uuuhhhh, Algiiiii. Enak Giiii...." Erang Risty.
Puas meremas payudaranya, tangan ane berusaha untuk ngebuka celana Risty. Dan tanpa perlu banyak usaha, karena Risty juga terlihat udah nafsu membara, suster cantik yang ane liat tadi siang di meja resepsionis, sekarang udah telanjang bulet tanpa sehelai benang pun di depan ane, minta buat ane puasin.
Tangan ane dengan lembut ngusap rambut halus yang ada di antara selangkangan Risty. Keliatannya cukup dirawat dengan baik. Kerasa udah makin basah dari dalem mekinya Risty. Ane selipin tangan ane diantara bibir mekinya, nyari klitoris biar Risty makin mengerang dan kejang karena nikmat duniawi yang mungkin udah lama dia gak rasain lagi.
Beberapa menit ane asik ngorek meki Risty dengan jari ane, Risty narik rambut ane makin kenceng.
"Arrrghh, Algi, aku keluar argggghhh aku keluarrrr...."jerit Risty kecil. Terasa ada cairan hangat dari dalam lobang kenikmatan Risty. Sekarang Risty keliatan capek dan sedikit terengah-engah. Badannya penuh keringet, biarpun diluar hujan deras, tapi ruang tamu ini terasa makin panas.
Risty yang memejamkan mata sambil mencoba mengatur nafas kemudian ngeliat ke arah ane.
"Kamu kok pinter banget sih, Gi? Baru pake jari aja aku udah capek. Gimana lagi kalau pakai ini?" Kata Risty sambil tangannya meraih konti ane yang masih ada di dalem celana. Dengan gesit, ia membuka kancing dan reseleting celana ane. Dikeluarkan batang kemaluan ane dari dalam sarangnya. Dengan tangan yang masih ngeremes konti ane, lidah Risty langsung dijulurin ke ujung konti ane.
Begitu cepet sampai konti ane masuk semuanya ke dalam mulut Risty. Dengan pelan namun penuh gairah, ia naik turunin kepalanya supaya konti ane yang ada di dalam mulutnya ngerasain nikmat tiada tara. Bener bener permainan yang ajib dari suster yang ane kira kalem ini.
Saat ane masih asik nikmatin sepongan dahsyat Risty, dia ngeluarin konti ane dari mulutnya. Tangannya masih ngeremes pelan konti ane, tapi dia bangun dan mencoba buat duduk di atas ane.
"Kamu ada kondom gak, Gi?" Bisik Risty sambil mengeluskan konti ane ke bibir mekinya.
Tanpa ngejawab, ane langsung ambil di tas kondom berwarna item yang ane simpen buat jaga-jaga. Karena sesuai dengan kepribadian ane. Keliatan muka Risty seneng banget begitu ane ngeluarin kondom. Diambil kondom dari tangan ane sambil mencium bibir ane. Sejurus kemudian dirobek bungkus kondomnya dan dipasangkan di konti ane dengan telaten.
Setelah kepasang, Risty makin siap buat masukin konti ane ke mekinya. Ane cuma duduk sambil ngeliat apa yang dia lakuin ke konti ane dan gimana muka dia setiap kali konti ane nyentuh mekinya.
Mata yang merem melek, dan desahan pelan pas konti ane masuk sedikit demi sedikit ke dalam meki Risty. Mekinya basah banget, tapi terasa sempit, mungkin karena udah lama gak ada konti yang masukin.
Konti ane udah masuk semuanya ke dalem meki Risty. Kedua tangan dia ngelingker di leher ane, dan tangan ane megangin pinggul Risty sambil bantu badannya naek turun di atas pangkuan ane.
"Aaahhh, Algiiii, aaahhhhh yess aarrgghhh...." Cuma itu yang keluar dari mulut Risty yang keliatan nikmatin banget konti ane di dalem mekinya.
Ane coba buat lebih fokus untuk sambil ngeremes dan ngisep puting payudara Risty yang daritadi berayun naik turun. Pas putingnya masuk ke dalam mulut ane, otomatis kocokan Risty hanya dari panggulnya, badannya dibiarkan diem supaya gue bisa puas nikmatin toketnya saat dia lagi asik nikmatin konti ane.
Hampir lima belas menit ane diposisi begitu, ane inisiatif buat ganti posisi. Ane arahkan Risty buat gantian duduk dan buka lebar kakinya. Ane taro kedua kakinya di pundak ane, dan tangan ane yang udah siap ngeremes dua gunung cantik di dada Risty. Konti ane masukin lagi pelan-pelan ke dalem meki Risty sambil tangan pelan-pelan mulai remes payudara Risty.
Kali ini desahan Risty makin keras dan makin meracau gak jelas.
"Arrggg, Algiii, masukin terus Giii, aku milik ahhh kamu Giii arrrgggghhh" Teriak Risty begitu lepas.
Ane pun genjot makin cepet, sesekali ane kasih ciuman ke bibir Risty biar makin romantis namun tetep penuh gairah.
"Algiii, aku keluar Giii. Arrgggggg.........Kamu kuat banget sih....."kata Risty dengan suara yg agak ga jelas
"Tahan sayang, aku juga mau keluar...." Balas ane, sambil mempercepat lagi genjotan.
"Arrrggh sayang,, arrggghhh.. teruss aargggghh terussss...."
Ane merasakan desakan yang sangat kuat dari konti ane, udah gak bisa ditahan karena remasan kenceng dari meki Risty bikin konti ane makin gak kuat buat berlama-lama dan,
"Aarggggggggggghhh aku keluarr arrrgghhh..." Jerit Risty berbarengan dengan muncratnya pejuh dari konti ane.
Ane pun sedikit demi sedikit memelankan genjotan konti ane, sampe ane keluarin konti dari dalem meki Risty. Pas ane berdiri mendadak Risty megangin konti ane, dilepasnya kondom yang kepasang dan dimasukannya lagi konti ane ke dalam mulutnya. Kali ini ane ngerasa geli bukan kepalang, tapi juga enak disaat yang bersamaan.
Rupanya Risty dengan sisa birahi yang ada membersihkan konti ane dari sisa sperma yang ada. Matanya yang melirik sesekali berusaha menangkap ekspresi muka ane pas doi ngehisap abis konti ane sampe bersih dari pejuh.
"Enak banget deh punya kamu, Gi... kuat banget lagi..." kata Risty sambil terus mengocok konti ane.
"Punya kamu juga kuat juga, Ty..." Balas ane sambil menundukan badan dan mencium bibir mungilnya.
"Nanti aku mau lagi ya...."Kata Risty manja sambil meremas konti ane.
Setelah itu, kami lanjutkan mandi berdua dan mengulangi kegiatan yang sama di kamar mandi dan di kamar tidur Risty sampai tengah malam menjelang. Risty memaksa ane untuk nginep di rumahnya yang ternyata memang hanya terisi dirinya sendiri sampai beberapa minggu ke depan karena orang tuanya yang berkunjung ke rumah kerabat di luar kota. SUHU DOMINO  http://www.6100game.com


1 comment: