Wednesday, January 29, 2020

RYAN SI PREDATOR

SUHU DOMINO 6100game
Suatu hari di ruang kepala sekolah tampak seorang pria berumur 42 tahun sedang merenung, entah apa yang sedang dia pikirkan. Wajahnya tampak murung dan gelisah, dengan raut muka serius duduk di belakang meja kerjanya.
Namanya Pak Ryan , berkulit sawo matang berperawakan pendek dengan perut yang agak buncit. Sudah dua tahun Pak Ryan menjadi kepala sekolah di SMA tersebut. Namun entah kenapa baru hari ini dia mulai berpikir untuk mengerjai guru guru nya. "Mungkin ini gara-gara film yang aku tonton tadi malam",dipikirnya. Sejak pagi tadi Pak Ryan tidak hentinya berpikiran jorok ketika bertemu dengan para guru-guru perempuan di sekolah tersebut. "Aku rasanya ingin sekali mencicipi tubuh-tubuh sexy mereka". Pikiran itu muncul ketika Pak Ryan bertemu dengan para guru perempuan di sekolah itu yang rata-rata masih muda.
Hingga suatu saat dia mulai tersenyum, terbersit dalam pikirannya cara untuk bisa menikmati para guru tersebut. Dia mulai berpikir jika kekuasaan yang dia miliki di sekolah itu bisa dia jadikan senjata untuk mengajak para guru wanita di sekolah tersebut untuk naik ranjang.
Jam istirahat sekolah telah tiba dengan ditandai bunyi nyaring bell tanda istirahat. Murid-murid berhamburan menuju kantin sekolah, begitupun para guru mulai berkumpul di ruangan kantor guru. Begitupun tak ketinggalan dengan Bu Wati, seorang guru mata pelajaran Matematika di sekolah itu, berusia 30 tahun, berperawakan tinggi berisi , berkulit sawo matang dengan kacamata .Hari itu Bu Wati tengah berbincang dengan sesama rekannya di kantor guru. Ada Pak Kevin dari bagian kurikulum dan juga Bu Tisa yang mengajar mata pelajaran IPS. Ketika sedang asik berbincang-bincang datanglah Mang Yono yang merupakan penjaga sekolah. "Maaf , Bu Wati dipanggil sama Pak Ryan katanya bu" Mang yono langsung memotong pembicaraan mereka. "Wah ada apa ya mang? Tumben nih Pak Ryan panggil saya" sahut Bu Wati dengan senyuman manisnya. "Waduh bu,saya juga kurang tau" jawab Mang Yono sambil garuk-garuk kepala cengengesan namun matanya tanpa disadari guru-guru yang ada disitu tengah melirik gumpalan payudara Bu Wati yang walaupun tertutup baju seragam mengajarnya tetap terlihat membusung menggemaskan. " Ok mang saya sebentar lagi kesana" sahut Bu Wati sambil kemudian berpamitan kepada Bu Tisa dan Pak Kevin.SUHU DOMINO 

"Tok...tok.." Pintu ruangan kepala sekolah itu diketuk , dan sesaat kemudian masuklah seorang wanita cantik berseragam abu-abu khas pengajar ."Oh...Bu Wati, silakan duduk " suara berat menyambutnya. "Bapak panggil saya ada ya?" sahut Bu Wati sambil duduk didepan meja kepala sekolah tersebut. "Eh gini bu ada hal penting yang harus saya bicarakan sama ibu dan rekan-rekan lainnya, nanti akan saya panggil satu persatu" kata Pak Ryan dengan nada bicara dibuat seberwibawa mungkin. "Oh...hal penting apa pak?" Bu Wati tampak penasaran.
Pak Ryan mulai menjelaskan tentang hal yang harus dia sampaikan kepada para guru karena menurutnya pihak yayasan sudah memberikan keputusan jika di sekolah tersebut harus mulai berhemat dalam segi pengeluaran, yang berimbas terhadap pengurangan staff pengajar.
"Jadi artinya saya diberhentikan pak"? Bu Wati mulai bertanya. "Hmm.,bisa ya bisa juga tidak" jawab Pak Ryan tenang. "Jadi bagaimana Pak?" Bu Wati mulai penasaran. "Hmm gini saya akan menyeleksi para guru disini bu, karena saya diberi wewenang dalam mengambil keputusan itu" jawab Pak Ryan .

Pak Ryan menjelaskan secara mendetail tahapan-tahapan seleksi tersebut dan bagaimana cara penilainnya . Bu Wati tampak serius mendengarkan penjelasan dari Pak Ryan , hingga suatu saat bu Wati mulai penasaran dengan apa yang dikatan kepala sekolah tersebut. "Gini deh bu jika ibu tak keberatan saya punya cara lain agar ibu bisa lolos seleksi dan tetap bisa mengajar di sekolah ini" itulah kata-kata terakhir dari penjelasan pak Ryan yang panjang lebar. Dengan penasaran dan wajah bersinar bu Wati pun bertanya, "apa pak cara nya ?". "Ibu harus mau tidur dengan saya" jawab pak Ryan dengan tenang dan senyum menjijikan.
Bagai Mimpi buruk di siang bolong bu Wati mendengar kata-kata itu, ia juga tidak menyangka jika orang yang selama ini ia anggap sangat terhormat bisa berkata semenjijikan itu. "Jangan harap itu terjadi anjing !!" ucap guru matematika tersebut dengan nada tinggi dan amarah yang menggebu. "Ternyata kau sangat menjijikan !!" lanjutnya.
Namun amarah bu Wati  ditanggapi dengan sangat tenang oleh pak Ryan , ia telah mengantisipasi jika hal itu akan terjadi. "Hmmm..Ok..baik kalau itu mau bu Wati , saya juga tidak apa-apa jika ibu menolak" ungkapnya . "Saya tidak apa-apa bu, silahkan ibu mengikuti seleksinya tapi saya pastikan kalau ibu akan jadi orang pertama yang saya nyatakan gagal" ungkapnya dengan senyum memuakan. "Silahkan dipikirkan kembali bu".
Bu Wati  tampak merenung, pikirannya kacau balau. Dia mulai memikirkan masa depannya, bagaimana keluarganya, anak semata wayangnya yang baru berusia empat tahun, dan suaminya yang saat ini tengah menganggur akibat terkena PHK dari tempatnya bekerja. "Siapa yang akan menafkahi keluarganya?" Pikirnya. Pikiran bu Wati buyar ketika mendengar bel tanda masuk berbunyi. Tanpa ia sadari sudah 1 jam ia berada diruangan kepala sekolah anjing ini.
"Bagaimana bu Wati ? Mau terima tawaran saya atau anda akan mengikuti seleksi yang sia-sia ini?" Tanya Ryan dengan senyum yang menjijikan. "Silahkan ibu kembali mengajar, saya tunggu sepulang sekolah disini ya bu" ujarnya dengan masih mengembangkan senyum khasnya.


Dengan tak berkata apapun bu Wati meninggalkan ruangan kepala sekolah tersebut, langkahnya lemah tak bergairah. Beberapa murid dan sesama guru yang menyapanya ia jawab seadanya dan dengan senyum yang dipaksakan. Sampai pada suatu ketika ia berpapasan dengan bu Linda, seorang guru honorer mata pelajaran bahasa indonesia yang juga seorang janda muda belum mempunyai anak yang dikenal banyak orang sebagai wanita yang gampang diajak naik ranjang. Dalam pikiran bu Wati  terbersit jika bu Linda ini bisa jadi orang yang lolos seleksi kepala sekolah mesum itu. Lalu mulai timbul rasa iri di hati bu Wati  . "Inilah dia sainganku" bekitulah kira-kira pikirnya.
"Eh bu Wati  , katanya tadi pak Ryan manggil ibu? Ada apa ya? Terus katanya semua guru juga akan dipanggil menghadap, ada apa bu?" Tanya bu Linda nyerocos. Lalu bu Wati  pun menceritakan hal yang dibicarakan bapak kepala sekolah itu tadi akan tetapi iya tidak menceritakan semuanya apalagi tentang ajakan jalan pintas pak Ryan terhadap dirinya.
"Wah...bu Wati bisa jadi sainganku nih" ucap bu Linda jujur. "Ah bu Linda saya pamit dulu, anak-anak sudah nunggu pelajaran saya di kelas" jawab bu Wati tak menanggapi ucapan bu Linda sambil beranjak menuju ke kelasnya.

Waktu tak terasa berlalu, bel tanda jam pelajaran terakhirpun sudah berbunyi. Para murid berhamburan meninggalkan sekolah tersebut, begitupula para guru. Di ruang guru hanya tersisa beberapa orang guru saja yang sekarang tengah bersiap pulang tak terkecuali bu Wati . "Bu Wati yuk pulang bareng, kebetulan suami saya jemput bawa mobil" ajak bu indah seorang guru cantik yang baru saja menikah. "Oh..engga..Terima kasih silahkan ibu duluan saya masih ada kerjaan ngoreksi hasil ulangan anak-anak" jawab bu Wati tergagap karena pikirannya sedang menerawang. "Kalau gitu saya duluan ya bu" ungkap bu Indah yang dibalas dengan anggukan dan senyum manis bu Wati .
Bu Wati mengambil ponselnya dan memberi tahu suaminya di rumah jika ia kemungkinan pulang agak sore dikarenakan ada rapat dengan guru yang lain di sekolah, dan tentu saja itu berbohong.
Bu Wati keluar dari ruang guru, namun ia berbelok ke ruang kepala sekolah setelah melihat-lihat kanan kiri dan memastikan tidak ada yang melihatnya ia mulai mengetuk pintu ruang kepala sekolah tersebut. "Masuk bu Wati " suara dari dalam menjawab ketukan dipintu ruangan tersebut seakan-akan yang didalam tahu kalau yang datang itu dirinya.
"Hmmm...bu Wati ,mari bu sini dan kunci pintunya" ucap pak Ryan yang melihat bu Wati masuk ruangannya.bu Wati menurut mengunci pintu dan menghampiri pak Ryan yang tengah duduk di sofa ruangan kepala sekolah tersebut sambil menikmati sebatang rokok. Hatinya menjerit lirih, hari ini ia akan menghianati suaminya dan menyerahkan kehormatannya. "Maafkan mamah pah" begitulah kata hatinya ketika mengingat suaminya. POKER ONLINE

"Oh bukan disitu bu duduknya,tapi disini" ungkap pak Ryan sambil menepuk-nepuk pahanya ketika melihat bu Wati hendak duduk di sofa. Dengan gontai bu Wati melangkah mendekati pa Ryan dan mendaratkan pantatnya yang semok itu menyamping dipangkuan pak Ryan .
"Sudah lama saya menginginkan ini bu Wati, ibu terlihat sangat sexy dan menggairahkan" ucap kepala sekolah tersebut sambil merangkulkan tangan kirinya di pinggang bu Wati dan mengelus bongkahan pantatnya yang semok. Tak ketinggalan tangan kanannya mengelus pipi bu Wati dan mengusap air matanya . "Tak usah menangis bu, nikmati saja" ucap pak Ryan sambil kembali mengusap air mata bu Wati . Dengan suara bergetar bu Wati akhirnya angkat bicara "sudahlah pak jangan merayu, kita mulai saja agar semuanya cepat selesai dan bapa puas".
Pak Ryan menyeringai penuh kemenangan, lalu dengan tangan kirinya dia mendorong kepala bu Wati  ke arahnya dan mulai mencium bibir ranum dan tipis bu Wati  . Tangannya mulai menjamah semua bagian tubuh bu Wati. Tanpa disadari bu Wati  gairahnya mulai merangkak naik seiring dengan usapan dan jamahan tangan pak Ryan ditubuhnya.
Ciuman mulai berubah menjadi pagutan. Air mata bu Wati  mereda, sekarang ia mulai melayani pagutan-pagutan ganas pak Ryan. Bunyi kecipak air liur mulai terdengar bahkan sayup-sayup mulai terdengar desahan bu Wati ketika pak Ryan meremas payudarnya dengan kasar dari balik seragam. "Ahhhh Ohhhh Aahhh" desahan bu Wati  mulai keluar. Rupanya pak Ryan sangat piawai memancing gairah perempuan, terlihat dari gerakan bu Wati yang tadi tampak terpaksa justru sekarang berbalik menjadi memaksa pak Ryan untuk bercumbu dengannya.
Tanpa sadar jari-jari lentik bu Wati mulai mempereteli kancing baju pak Ryan . Ia sangat bergairah dan ingin segera mengeluarkan hasrat yang paling liar dari dalam dirinya yang selama ini dikenal sebagai sosok pengajar yang alim. Air liur keduanya bercampur bahkan tampak meleleh di dagu keduanya.



"Oh bu Wati...kau sangat bergairah sekali" ucap pak Ryan disela-sela pagutannya. "Jangan banyak omong deh pak, mari kita selesaikan" jawab bu Wati beringas.
Pergumulan itu berlanjut. Pak Ryan kini sudah bertelanjang dada. dada nya kini sedang dijilati bu Wati dengan buas. Tak ketinggalan tangan kanan pak Ryan kini tengah memainkan vagina bu Wati dari balik celana panjang abu-abu yang senada dengan bajunya. Tangan bu Wati tanpa sadar mempereteli kancing bajunya sendiri dan membukanya, tak ketinggalan juga ia membuka BH-nya. Seakan mimpi pak Ryan memelototi payudara ranum berputing coklat indah yang meloncat dihadapannya. Bu Wati melepaskan pagutannya, lalu kedua tangannya meraih kedua payudara ranum itu dan meremasnya, pandangan sayu dan senyum menggoda mengembang, dengan kerlingan mata binal ia melirik pak Ryan dan dengan desahan lirih ia mulai berkata menggoda "ko diliatin terus pak? Inikan jalan pintas buat saya agar tidak bapak pecat? Ayo nikmati pak Ryan yang terhormat" seru bu Wati sambil tidak hentinya meremas payudara ranumnya.
Dengan tangan bergetar pak Ryan menggerakan tangannya menggapai payudara bu Wati yang tadinya sangat terpaksa justru sekarang tampak binal. Ia seperti merasa ini mimpi. Awalnya ia berpikir kalau bu Wati akan susah untuk ditaklukan.
Kini pak Ryan tengah asik menyusu di payudara bu Wati yang sedang mendesah seperti orang kepedesan menikmati lumatan dan sedotan mulut pak Ryan dipayudaranya.
Keduanya mulai tak sabar. Pak Ryan menurunkan bu Wati dari pangkuannya dan dengan terburu menelanjangi dirinya sendiri. Begitupun bu Wati yang membuka celana panjang dan CD hitamnya dengan gaya yang menggoda sambil duduk diatas sofa ruangan kepala sekolah tersebut yang walaupun ber-AC tapi kini malah terasa sangat panas bagi mereka berdua.
Bu Wati tampak kaget sekaligus kagum ketika pak Ryan sang kepala sekolah mesum berdiri dihadapannya sambil mengocok pelan kemaluannya. "Hmmm...ah besar sekali pak" ucap bu Wati sambil menggerakan tangannya menggapai kemaluan pak Ryan lalu mengocoknya dengan lembut. Ia jilat semua bagian kemaluan pak Ryan mulai dari biji pelir hingga ujungnya dan diakhiri dengan kuluman dan sedotan yang dahsyat.

Beberapa menit berselang pak Ryan menyudahi bu Wati  yang tengah asik melumat kemaluannya. Ia suruh bu Wati naik ke atas sofa dengan kepala dan tangan ada di sandaran sofa tersebut dan tubuh menungging menunjukan lubang kemaluan yang berbulu tipis dan lubang anus yang coklat mengerucut menggoda menawarkan berjuta kenikmatan. Tanpa disangka wajah nya menoleh dan tersenyum ke arah pak Ryan yang tengah mengagumi semoknya tubuh telanjang guru matematika ini. "Pak, ko saya jadi kaya pelacur?" Ucap bu Wati dengan senyum dan desah menggoda. "Kamu memang pelacur bu Wati. Pelacur buat saya" ungkap pak Ryan sambil membenamkan wajahnya di pantat semok bu Wati. Dengan buas pak Ryan menjilati dan menyedot lubang vagina bu Wati, bahkan sesekali ia juga menjilat lubang anus bu Wati . Diperlakukan seperti itu bu Wati sangat senang hatinya malah berbunga dikatakan sebagai pelacur, bahkan ketika jari telunjuk tangan kanan pak Ryan menerobos lubang anusnya sambil menyedot lubang vaginanya ia malah mendapatkan orgasme yang hebat sehingga air kenikmatannya menyembur membasahi wajah kepala sekolah tersebut. "Ahhhh..terusss ...ahhh...nikmat sekali pak..hmmm..." Desah bu Wati ketika orgasmenya tiba.
Dengan lemas bu Wati membalikan badannya dan duduk menyender di sofa, begitupun dengan pak Ryan. Mereka duduk berpelukan mengistirahatkan sejenak tubuh mereka. Sambil istirahat tak henti-hentinya bu Ryan mengelap wajah pak Ryan karena terkena semburan air kenikmatan miliknya, dan sesekali menciumi laki-laki mesum tersebut.

"Wah kayanya bu Wati berbakat jadi pelacur,gimana kalau saya jadi germonya" terang pak Ryan dengan cengengesan. Tapi bukannya marah dengan perkataan tersebut bu Wati malah menanggapinya dengan santai dan nampak senang. "Aaa..bapak mah "," tapi kalau saya jadi pelacur masih boleh kan saya ngajar disekolah ini pak, siapa tau sambil ngajar saya bisa sambil melacur buat murid,guru dan staff di sekolah ini...kan lumayan".
"Waduh bu Wati ini jadi seneng ya kalau banyak yang ngentot" tanya lagi pak Ryan sambil tangannya tak berhenti meremas payudara bu Wati ."Sssst...udah ahhh pa, denger entot-entotan rame-rame saya jadi pengen ni" jawab bu Wati dengan kerling menggoda.

Selang beberapa menit merekapun kembali berpagutan panas, dan tak lama kemudian pak Ryan mengatur posisi bu Wati diatas sofa. Ia kembali ditunggingkan. Sementara pak Ryan telah siap dibelakang bu Wati dengan kemaluan tegak mengacung didepan lubang vagina bu Wati yang menungging menantang. "Bu saya tusuk sekarang ya" sambil berkata demikian pak Ryan mendorong kemaluannya memasuki vagina legit bu Wati.
Tampak bu Wati memejamkan mata dan membuka mulutnya membentuk huruf O merasakan mili demi mili kontol panjang, hitam, besar,dan berurat milik pak Ryan memasuki vaginanya. Setelah ujung kemaluan pak Ryan terbenam semua didalam vagina bu Wati, ia mendiamkannya sesaat untuk meresapi pijatan dan kehangatan vagina guru matematika tersebut. Setelah dirasa cukup, pak Ryan mulai menggerakan pinggulnya secara perlahan.
Tiap detik berlalu penuh kenikmatan. Pak Ryan terus meningkatkan tempo genjotannya di Vagina bu Wati yang legit, hangat dan basah. Desahan mulai terus terdengar di ruangan tersebut. Bu Wati mengimbangi kebrutalan genjotan pak Ryan dengan goyangan pinggulnya. Selang 5 menit mereka berganti gaya. Kini gantian bu Wati berada diatas, dia memamerkan goyangan erotisnya dalam memuaskan pak Ryan . Sambil meremasi payudaranya ia bergoyang dan selang beberapa menit bu Wati mendapatkan orgasmenya kembali diatas tubuh pak Ryan. Kali ini pak Ryan tidak mau memberi bu Wati kesempatan beristirahat, ia membalikan posisinya dan langsung menghajar vagina bu Wati dengan kemaluan besarnya. "Aaaahhh...Aaaahhhhh...ampun..terusss pakkk ..enakkkk...ahhhhh" desahan bu Wati mulai tak terkendali,orgasme-orgasme susulan datang bertubi-tubi hingga akhirnya pak Ryan menggeram sambil memuntahkan sperma nya  didalam tubuh ibu guru matematika  tersebut, tubuh buncitnya ambruk menindih bu Wati. Hingga selang beberapa menit ia mencabut kemaluannya tersebut dan berjalan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai ruang kepala sekolah tersebut.
Setelah keduanya beristirahat sejenak dan berpakaian tak ada satupun yang berbicara hingga bu Wati mulai mengeluarkan suara yang terdengar bergetar. "Bagaimana, apa bapak puas? Apa saya berhasil melewati seleksi ini pak". Pak Ryan terkekeh menjijikan, lalu memeluk bu Wati dan berbisik, "saya sangat puas bu, tapi ibu masih punya lubang satu lagi yang belum saya coba". "Sekarang kita pulang bu, suami bu Wati sudah nunggu pastinya di rumah, mungkin besok atau lusa saya cicipi lagi ya".
Perasaan kesal mulai timbul kembali di hati bu Wati, ia merasa dipermainkan oleh pak Ryan.
Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan membawa perasaan berbeda dikedua hati mereka. SUHU DOMINO 

http://www.6100game.com/


1 comment: