Sunday, March 22, 2020

HADIAH KEPERAWANAN DARI SI CANTIK VISCA

SUHU DOMINO
VISKA
6100GAME - Namaku Deni, waktu SMA aku mempunyai seorang teman sekelas bernama Viska. Dia ini salah satu siswi yang jadi pujaan di kelasku. Bakatnya dalam bermusik tidak diragukan lagi. Dia pandai memainkan berbagai alat musik dan suaranya pun merdu. Soal pelajaran di kelas, Viska juga termasuk pintar.

Di sekolah, aku tahu cukup banyak siswa laki-laki yang naksir Viska. Aku salah satunya, tapi aku tidak pernah mengatakan secara langsung pada Viska. Kenapa aku bisa suka dengan Viska? Selain talentanya dan kepintarannya, Viska juga punya tubuh yang molek. Wajahnya memang manis dan kalau aku lihat ke bawah, bokongnya juga sangat aduhai. Satu lagi, payudaranya juga lumayan besar untuk ukuran anak SMA. Aku sering mastrubasi sambil membayangkan melakukan hubungan seks dengan Viska.

Hanya satu kekurangan Viska, yaitu dia sudah punya pacar. Mungkin hal itu juga yang disesalkan kebanyakan siswa laki-laki yang jatuh hati dengan Viska. Tapi aku tidak ambil pusing. Sebab, aku tetap punya waktu untuk sering bertemu dengan Viska. Kebetulan kelas kami punya grup akapela dan sering berlatih di rumah Viska. Walau saat latihan ada dua orang temanku yang lain, tapi setidaknya aku tetap bisa memandangi wajah Viska dan menikmati keindahan tubuhnya.

Suatu hari, di semester terakhirku di SMA, sekolahku mengadakan berbagai perlombaan, salah satunya lomba band. Nah, waktu itu Viska langsung mengajak untuk latihan di rumahnya. Aku pun sangat antusias untuk segera menyambangi rumahnya. Sore harinya setelah pulang sekolah, aku pun segera bertolak ke rumah Viska.

Sampai di rumah Viska, aku disambut di depan pintu dan dipersilakan duduk di ruang tamu. Tapi terlihat rumahnya sangat sepi, tidak seperti biasanya.

“Vis, keluarga pada kemana?” tanyaku.
“Oh, lagi pada ke rumah saudara jauh, Den. Jadi, kebetulan aku di rumah sendiri nih,” jawab Viska.

Sontak, jantungku berdegup kencang saat Viska bilang sedang berada di rumah sendirian. Aku langsung punya pikiran buruk pada Viska. Apalagi saat melihatnya hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek. Payudaranya sungguh terlihat menonjol dan bokongnya makin terlihat besar. Aku benar-benar tidak tahan, tapi aku juga tidak mau gegabah. Akhirnya, aku pamit ke toilet untuk melakukan mastrubasi.

LIA
Selesai melampiaskan fantasiku melakukan seks dengan Viska, aku kembali ke ruang tamu. Viska menunggu dan sepertinya sambil WA dengan pacarnya. Tapi wajahnya agak murung. Saat aku tanya, ada masalah apa, Viska enggan menjawab.

“Ada masalah sama pacar, Vis?”
“Gak kok Den, biasa aja. Hehe.”

Setelah itu, aku dan Viska menunggu dua temanku yang lain sambil membahas hal-hal di sekolah. Tapi, sudah sekitar satu jam mereka tidak datang. Sampai akhirnya ada pesan masuk di ponselku dan ponsel Viska. Pesan itu dari dua temanku lainnya, yang ternyata memberitahukan tidak bisa datang latihan karena ada acara. Akhirnya, mau tidak mau latihan kami tunda. Sebab tidak mungkin hanya berlatih berdua saja, karena kami harus lengkap.

Alhasil, aku dan Viska pun hanya melanjutkan obrolan kami. Lama kelamaan, Viska pun mulai melakukan curhat colongan. Viska mulai mau terbuka denganku menceritakan apa masalah yang membuatnya cemberut setelah membaca pesan dari pacarnya tadi. Kata Viska, pacarnya memintanya untuk melakukan hubungan seks malam ini, karena di rumahnya memang sedang tidak ada orang.

Aku pun terkejut saat mendengar kata-kata Viska itu. Tapi di satu sisi, aku justru melihat ada kesempatan emas di sini. Aku coba menenangkan Viska dan memberi saran agar si pacarnya mengurungkan niatnya. Sebab, aku tahu Viska masih perawan. Aku seolah tidak rela kalau ada yang mengambil keperawanan Viska sekarang.

Beberapa saat Viska terdiam dan hanya fokus membalas pesan pacarnya di layar ponsel. Aku pun sibuk memainkan ponselku. Tapi sebenarnya aku mencuri-curi sudut pandang untuk mengambil foto Viska. Foto itu akan aku gunakan untuk bermastrubasi di rumah nanti.

Setelah beberapa saat, Viska pun kembali membuka pembicaraan.

“Den, dia mau membatalkan niatnya ngajak aku ngeseks. Tapi...”
“Kenapa, Vis? Minta putus?”
“Nggak sih, tapi minta ciuman aja. Kasih nggak ya?”
Aku pun bingung menjawabnya, karena di satu sisi juga merasa cemburu. Lalu aku berpikir untuk memancing libido Viska dengan perkataanku.

“Kalau saran aku sih kasih aja, Vis. Sekali-kali nggak apa-apa lah. Hehehe. Lagian ciuman itu nggak sakit dan enak, lho!”
“Bener gitu, Den? Emang kamu pernah?”
“Pernah Vis, aku kan dulu juga pernah pacaran. Malah lebih dari ciuman, lho.”
“Ha? Beneran, Den? Ngapain aja?”
Aku berpikir kalau Viska pasti sudah terpancing. Aku lalu berencana untuk membuat Viska makin terpancing libidonya.
“Dulu aku ciuman, tapi tanganku juga aktif meremas payudara pacarku Vis. Aku mainkan juga putingnya. Dia menggelinjang keenakan malah. Hehe.”
“Wah, udah ah Den. Aku jadi malu nih,” kata Viska sambil menutupi bagian dadanya. Aku tahu kalau Viska sudah terangsang.
“Kamu mau nggak kalau digituin sama pacar kamu, Vis?”
“Emmm... Bentar ya Den, aku lupa bikinin minum buat kamu. Aku bikinin dulu.”

Aku kira Viska marah karena perkataanku. Bisa malu aku kalau sampai Viska cerita ke orang lain tentang yang aku katakan. Setelah berpikir sebentar, aku pun berniat meminta maaf ke Viska. Sekejap, nafsuku sedikit berkurang. Aku lalu menghampiri Viska di dapur. Tapi betapa terkejutnya aku saat melihat Viska sedang memasukkan tangannya ke dalam kaos oblongnya, lalu seperti memainkan sesuatu. POKER ONLINE

Wow! Penisku benar-benar mengeras dan tegang saat menyadari Viska sedang meremas payudaranya sendiri. Tanpa membuat suara, aku pun mendekati Viska dari belakang. Viska pun tidak menyadari keberadaanku dan tetap memainkan payudaranya sambil sesekali mendesah kecil. Dalam kondisi berdiri, Viska laku aku peluk lembut dari belakang. Dia pun sangat terkejut dan langsung memberontak. Tapi pelukanku langsung aku eratkan lagi.

“Eh, Den apa-apan ini! Kamu mau ngapain?”
“Aku sayang kamu, Vis. Aku udah lama naksir sama kamu, cuma aku gak berani ngomong. Aku juga udah keduluan sama pacar kamu!”
“Tapi aku udah punya pacar sekarang, Den! Tolong lepasin aku!”
“Vis, aku lihat semua yang kamu lakuin barusan. Kamu pengen kan?”
“Ha? Pengen apa? Jangan becanda deh Den, cepet lepasin aku!”

Tanpa berpikir panjang, kedua tanganku langsung menuju payudara Viska dan aku meremasnya. Viska langsung menarik napas dan menghembuskannya sambil mendesah. “Ahhh….. Den!” Aku juga memainkan lidahku di leher dan telinganya.

“Den, cukup Den! Aku gak tahan lagi! Ahhh…. Emhh…”

Viska sepertinya sudah sampai ke puncaknya. Mungkin dia baru sekali ini merasakan kenikmatan ini. Aku langsung membalikkan tubuh Viska menghadapku. Aku tatap matanya, dan perlahan aku mulai lumat bibirnya. Awalnya Viska tidak membalas ciumanku, tapi lama kelamaan ia seperti menikmati dan membalasnya. Bahkan tangannya mulai memeluku.

“Vis, kamu mau melakukan itu sama aku?”
“Tapi jangan di sini Den. Ayo ke kamarku.”

Viska langsung menarikku ke dalam kamarnya. Wajahnya kelihatan bingung. Seperti terangsang dan tak tertahankan lagi, tapi juga takut karena baru pertama kali. Tapi aku langsung gencar melakukan aksiku. Bibirnya segera kulumat sampai Viska tidak berdaya. Dia kujatuhkan ke atas kasur dan aku mulai meremas kedua payudaranya. Tapi Viska tiba-tiba tersadar sesuatu dan menyingkirkanku dari dekatnya.

“Den, stop! Aku nggak mau kita melakukan ini. Aku udah punya pacar!” katanya sambil membetulkan pakaiannya.
“Aku nggak peduli, Vis!”

Aku pun berniat jelek pada Viska. Aku ingin memperkosanya dan menikmati tubuhnya. Aku langsung menyergap Viska. Dia sempat berusaha menghindar, tapi aku sedikit banting tubuhnya ke atas kasur. Aku lucuti celana dan kaosnya dengan susah payah sampai Viska hanya memakai bra dan celana dalam. Viska menangis. Sejujurnya aku tidak tega, tapi napsuku sudah di puncak ubun-ubun.

Aku sudah malas melakukan pemanasan karena Viska sudah tidak berniat melakukan itu denganku. Akhirnya, aku berinisiatif untuk langsung memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Jujur, aku sebenarnya juga newbe dan belum pernah melakukan seks sejauh itu. Tapi melihat Viska yang tampil nyaris telanjang di depanku, aku sangat bernapsu untuk ‘menghabisinya’.

Aku langsung melucuti celana dalamnya walau Viska memberontak sedemikian keras.

“Den, please jangan setega itu sama aku. Aku sahabat kamu, Den! Aku mohon!”
Aku tidak menjawab apa-apa dan hanya fokus mengeluarkan penisku dan mengarahkannya ke liang kenikmatan Viska. Viska pun sangat terkejut saat melihat penisku yang sudah mengeras sangat besar.
“Den, jangan lakukan itu Den! Aku nggak mau perawan aku hilang!”

Tanpa kompromi, aku masukkan penisku ke vagina Viska yang sangat sempit. Perlahan-lahan tapi pasti, penisku masuk ke vagina Viska. Mulai dari kepala penis, hingga ke batangnya. Viska pun mengerang kesakitan dan keluar sedikit darah dari vaginanya.

“Vis, aku berhasil merawanin kamu. Ini impian aku, Vis.”
“Kamu jahat, Den!”

Aku tidak mempedulikan lagi omongan Viska dan langsung menggenjot vaginanya. Lama kelamaan, Viska tidak meringis kesakitan lagi, melainkan seperti menikmati. Viska juga terlihat sudah tidak terlalu melawan aksiku. Lalu aku menghentikan sebentar aksiku. Lalu aku bangunkan Viska dari tempat tidur dan aku tanyai dia.

“Vis, kamu marah aku seperti ini?”
“Sebenarnya iya Den. Aku marah sekali sama kamu. Tapi, aku baru tahu ini rasanya enak sekali. Aku pengen melanjutkan hubungan seks ini, Den. Tapi kamu janji, kamu gak akan bocorin semua ini ke orang lain, termasuk pacar dan keluargaku.”
“Aku janji, Vis.”

Setelah itu, aku dan Viska menikmati sore yang indah di rumahnya. Walau bukan pacarnya, aku tetap bisa menikmati kemolekan tubuh Viska dan jadi orang pertama yang melakukan hal itu. Walau Viska tidak putus dengan pacarnya, tapi Viska mengatakan kepadaku kalau aku boleh meminta jatah kepadanya di waktu-waktu tertentu saat rumahnya kosong. Asalkan, tetap tidak ada yang tahu hubungan kami ini.

Setelah hubungan seks pertamanya itu, Viska mengatakan kalau pacarnya juga sering meminta. Walau bibir dan payudaranya ia relakan, tapi Viska selalu menolak saat pacarnya meminta untuk menyerbu liang kenikmatannya. Aku pun sangat bahagia, bahwa ternyata vagina Viska hanya milikku. Tapi di satu sisi, aku berpikir Viska mungkin merasa malu jika ketahuan perawannya sudah kuambil.

Beberapa bulan kemudian, setelah kami lulus SMA. Viska berkuliah di luar kota dan aku bekerja. Lama tidak bertemu, akhirnya kami punya waktu bertemu. Saat itu ada reuni teman-teman komunitas waktu SMA. Saat itu acara reuni diadakan di salah satu rumah kak Lia.

Nah, Kak Lia ini tidak kalah cantiknya dengan Viska, lho. Dia salah satu senior di komunitas kami yang punya paras cantik. Bibirnya tebal dan sensasional, tubuhnya seksi walau payudaranya tidak begitu besar. Tapi, dia juga sudah punya pacar.

Malam harinya setelah acara selesai, aku mengantarkan Viska pulang. Karena rindu Viska, aku ingin mampir ke rumahnya. Tapi kali ini aku tahu tidak akan bisa melakukan seks dengan Viska, karena rumahnya sedang ada mama dan papanya. Saat sampai di rumah Viska, aku baru sadar bahwa ponselku tertinggal di meja rumah kak Lia. Aku pun lalu kembali ke rumah kak Lia untuk mengambilnya.

Sesampainya di sana, aku mengetuk pintu tapi tidak kunjung dibukakan. Saat aku coba buka pintunya, ternyata tidak dikunci. Aku pikir mungkin kak Lia sedang ada di dapur atau kamar mandi. Soalnya, kak Lia bilang dia sedang di rumah sendirian. Aku pun lalu menuju meja ruang tamu dan ternyata ponselku memang tertinggal di situ. Akan tetapi, ada suara aneh yang kudengar. Seperti desahan seorang wanita.

Aku cari dari mana sumber suara itu dan ternyata berasal dari sebuah kamar. Pintu kamarnya tidak ditutup rapat, tapi ada sedikit celah. Dari situ, betapa terkejutnya aku melihat kak Lia ternyata sedang melakukan seks dengan pacarnya. Saat itu aku pun berpikir untuk mengabadikan adegan mereka dengan ponselku. Aku merekamnya selama beberapa menit. Kak Lia dan pacarnya pun sepertinya tidak sadar ada aku di sana. Setelah beberapa menit, aku lalu memutuskan pergi ke rumah Viska.

Sepanjang perjalanan, aku berpikir kalau video seks kak Lia dengan pacarnya bisa jadi asetku untuk menikmati tubuh kak Lia nanti.

Di rumah Viska, kami hanya bisa berduaan di ruang tamu. Tidak bisa berhubungan seks, tapi aku tetap bisa berciuman, sambil memainkan payudara Viska. Sesekali tangan ku masuk ke vagina Viska. Setelah Viska merasa cukup puas, aku pun pulang. Soalnya, celana dalamku juga sudah penuh dengan sperma. Viska sungguh pandai mengulum dan memainkan penisku.

Aku pulang dan langsung tidur. Keesokan harinya, aku membuka ponsel. Selain pesan dari Viska, aku ingat ada sebuah video menarik di ponselku. Aku tonton video seks Kak Lia, sambil melakukan mastrubasi di kamar. Tiba-tiba, aku terpikirkan sesuatu. Aku ajak kak Lia janjian di rumahnya yang sepertinya masih sepi itu. Aku kira, pacarnya juga pasti sudah pulang.

Aku berniat mengancam kak Lia dengan video itu dan melakukan hubungan seks dengannya.
SUHU DOMINO



1 comment: