Sunday, March 1, 2020

JENNI LEE : SUCK FOR MY SILENCE

SUHU DOMINO
6100GAME - ...tuk...tuk....tuk...
Suara pisau mengetuk papan kayu, meninggalkan potongan melintang pada paprika merah itu. Jenni, seorang wanita cantik, sedang menyiapkan makan malam.

"Hello sayang..."Ryan datang dari belakang. Memeluk tubuh ramping istrinya itu. Pelukan nakalnya sedikit menggoda sang istri, tangannya menggerayang, menarik simpul kimono jingga yang dipakainya.
Bra dan celana dalam mini senada dengan kimononya tersingkap. Terlihat tubuh ramping, seksi seorang wanita cantik yang tampak menggelinjang geli.

"Masak apa sayang...."tanya Ryan menghentikan godaannya.
"It's a surprise...mmmmhhh..." Jenni melirik nakal sambil mencium bibir lelakinya.

"hmm...yaa...Cukup untuk tiga orang kan? Aku mengundang Keenan untuk makan malam."Ryan menyahut.
"Keenan ?" tanya Jenni sedikit mengangkat alis.
"Ya...kenapa sayang? Malam ini aku harus diskusi banyak dengannya.."jawab suaminya itu.

"eh...oh....no...its ok..."tampak sedikit kekawatiran terbersit di matanya. Untung saja Ryan sudah membalik, meninggalkan Jenni di dapur, sehingga kekawatiran itu tak terbaca olehnya.

"Keenan....hmmm...."Jenni membatin.
Wanita itu segera mengambil handphone yang ditaruhnya di dekat wastafel.


"Hello..."Jenni segera berkata ketika terdengar suara panggilan teleponnya direspon di ujung yang lain.
"Yess...Keenan speaking...ada yang bisa saya bantu ?" seorang laki laki menyahut.
"keen...ini aku Jenni...apa maksudmu malam ini..." kata wanta itu ketus.
"he..apa?...ohh..Jenni...gak ada apa apa.... Ryan mengundangku makan malam kok...."jawab lelaki itu.
"hmmm....ohya? Aku tak yakin sesederhana itu Keen...."Jenni dengan sedikt ketus memancing.
"Hey...bukan salahku aku melihatmu mesra di restoran itu..." Keenan tak mau kalah menjawab.
"Itu tak seperti yang kau lihat...kita cuma teman lama tak ketemu..."Jenni sadar posisi, nada bicaranya sedikit lunak.
"please,...dont say anything..."kata Jenni kembali.
Merasa sedikt di atas angin, Keena kembali berkata, "well, tergantung...tergantung keramahtamahanmu malam nanti..."
...cklik....sambungan telepon terputus.
Jenni tampak meremas handphonenya dengan wajah kawatir.

Ryan dan Jenni menikah sudah hampir lima tahun. Satu hal yang masih belum diketahui Ryan. Jenni adalah seorang wanita yang haus akan sex. Awal awal pernikahannya, Jenni tampak sangat menahan diri. Dia merasa Ryan cukup baginya. Tapi beberapa waku berlalu, rasa haus sex itu selalu datang. Semakin lama semakin deras. Masturbasi di kamar mandi, dildo silver kesayangannya, tak mampu menahannya. Alhasil, beberapa mantan kekasihnya, secara periodik diajaknya bertemu, untuk sekedar quicky diantara jam makan siang kantor.
Rahasia ini tersimpan rapat, karena semua mantan atau TTM nya sadar diri, Jenni hanya ingin sex. Dan mereka dapat secara gratis, dan bersih. Sampai, siang itu di restoran langganan salah satu mantannya, kebetulan dia bertemu dengan teman sekantor Ryan, Keenan.
Dan malam ini, Ryan, suami yang dicintainya, mengundang sahabatnya itu ke rumah.


Pintu kamar utama di lantai dua terbuka. Jenni melangkah keluar dengan balutan gaun dengan potongan mini . Rambut digelung keatas, memperlihatkan leher jenjang dan bahunya yang polos tampak mulus.
Jenni menuruni tangga lingkar itu dengan anggun. Ryan yang duduk di ruang tengah tampak terpana.
"wow Jenn...kau terlihat cantik sekali..."
"thank you dear..."Jenni segera duduk di sampingnya setelah mencium bibir sang suami sekilas.
"Keenan sudah datang..."tanya Jenni

Bersamaan dengan itu, pintu depan tampak diketuk.
"ouh...itu pasti dia..."Ryan berkata sambil berdiri.
"eehh....i'll get it..."Jenni menahan tangan Ryan.

...cklek....sesampai di ruang tamu, Jenni membuka pintu.
"Halo cantik, apa kabar..." Seorang lelaki berdiri dibalik pintu itu, tersenyum jumawa, Keenan.
"Boleh saya masuk?" kata Keenan beberapa saat setelah Jenni cuma memandangnya dengan tatapan curiga.
Jenni sedikit minggir dan memberikan anggukan.
Jenni menerima pelukan Keenan, sambil berkata, "please, Keen...jangan bilang apa apa... i love Ryan..."
"Hei...aku tak mungkin merusak sahabatku, apalagi istrinya yang ramah dan seksi..."Keenan membalas berbisik sambil meremas pantat Jenni.

Lelaki itu meninggalkan Jenni yang masih berdiri mematung di ruang tamu, disambutnya uluran jabat tangan Ryan sang pemilik rumah di ruang tengah.

"Makan malam segera siap..."Jenni segera menghampiri mereka dan berbicara agak ketus.
"Istrimu kenapa..."Keenan pura pura bertanya ke Ryan.
"aahh....paling paling capek"Ryan menjawab tak acuh.

Makan malam tersaji dan segera disantap bertiga. Ryan dan Keenan duduk berhadapan sambil berdiskusi mengenai pekerjaan, sementara Jenni duduk diujung meja, cenderung diam meski senyum tetap dipaksakan hadir di wajahnya, supaya Ryan tidak curiga.

"eh iya bro...omong omong, sudah dengar soal restaurant di ujung sana?"Keenan bertanya agak keras sambil sedikit melirik Jenni.
Jenni yang tadinya sibuk dengan makanannya, kaget agak terbatuk.
"belum bro...belum sempat...katanya enak ya..."Ryan menjawab.
"yaah...lumayan sih...kau tahu kan, di tempat baru terkadang kira bertemu dengan sesuatu yang menarik..."kembali sindiran itu terasa mengena sekali di telinga Jenni.

Ryan dan Keena kembali melanjutkan berdiskusi mengenai pekerjaan.
Jenni yang hampir menyelesaikan makan malamnya tersentak ketika terasa ada sesuatu di paha kirinya.
Tapi lirikan Keenan yang berada di sebelah kirinya segera membuatnya menyadari sesuatu yang aneh.
"Damn it" Jenni membatin. POKER ONLINE

Gerayangan tangan Keenan semakin masuk ke dalam pahanya. Tangannya menepis gerakan Jenni yang berusaha mengatupkan kakinya.
Terlambat.
Telapak tangan Keena sudah merambah ke dalam rok mininya. Celana dalam putihnya dielus dari bawah meja. Jenni sedikit mendongak saat Keenan sediit memaksa mencubit perlahan klitorisnya yan sedikit menyembul.

Yah...wanita itu terangsang. Meski berusaha setengah mati menahannya, namun gairah itu segera naik.
...mmmmmmmhhh....Nafas berat Jenni terlepas begitu saja. Ryan tak begitu memperhatikan karena masih sibuk bercerita mengenai beberapa proyek iklannya.
Gesekan tangan Keenan semakin nakal.
Jarinya berhasil menarik ke samping kain celana dalam Jenni. Jarinya kini bersentuhan langsung dengan bibir kewanitaan Jenni yang sudah basah.

Jenni, sekali lagi, adalah seorang wanita yang haus. Tentu saja rabaan itu, meski tak diinginkannya, membuat badannya menggelinjang.
Dengan sedikit menunduk, Jenni meresapi rabaan tangan nakal Keenan. Nafasnya pelan pelan diatur supaya tak membuat Ryan menyadari sesuatu yang salah.
Makanan dimulutnya serasa hambar, saraf sarafnya tampak terfokus merasakan kenikmatan bawah perut langsing sang wanita cantik itu.

"eeehhhhhhssssssss.........."satu hempasan nafas panjang menandakan orgasme kecil menerpanya. Keenan tampak sedikit melirik wanita di sebelah kanannya itu sambil tersenyum simpul.

...tring.... Sendok makannya sedikit dibanting ke piring yang ada di depannya. Wajahnya memerah, bahunya meremang sensitif.
"saya ahh...siapkanhh....makanan penutup..."Jenni bergegas berdiri, celana dalamnya basah tak karuan. Risih dan lemas, serta degub jantungnya yang berdentaman membuatnya mengakhiri tindakan Keenan dari bawah meja.

Hanya berselang beberapa detik setelah Jenni keluar menuju dapur, Keena angkat suara. "Ryan...aku boleh ke belakang sebentar....ada yang salah dengan perutku..."dalihnya.
Ryan mengangguk, lalu kembali menghadap laptop di samping piring makannya yang belum juga kosong.

Jenni masih termenung di depan meja dapur, menatap sepiring cake untuk makanan penutupnya.
Keenan, mendekat dari belakang.
"what the...." Jenni sedikit mengumpat, Keenan memegang kedua lengan mulus itu dengan agak keras.
"ssshhh....Jenn...kalau tahu kau se-liar ini...aku tak perlu menunggu selama ini untuk...."kalimat sahabat suaminya itu terpotong karena Jenni meronta.

Bukan soal kekuatan, namun lebih kepada gairah wanita itu yang mulai menyala, penolakannya seakan cuma basa basi.

Tangan kanan Keenan segera mencengkeram leher mulus Jenni. "Sshhh....aku tahu kamu juga mau Jenn...."bisiknya.
Badan Jenni didorong ke arah rak dapur. Wanita langsing itu terduduk.

"Bajingan kau Keen...."Jenni secara sadar masih menolaknya. Meski demikian, wanita itu tak bergerak sedikitpun.
....srrrtt......Keenan tersenyum lebar sambil mejurunkan retsleting celana jeansnya.

Sedetik kemudian, batang penis pria itu sudah terpampang mengacung di depan hidung wanita itu.
Dengan sedikit menunduk, Keenan memegang dagu wanita cantik itu.
"Ayo...aku tahu kamu takbisa menolak ini...."
Jenni sedikit membuang muka, namun gairah wanita itu memang sudah memuncak. Bibirnya sedikit membuka, menyambut ujung penis Keenan.
Wajahnya sedikit mendongak.

Jenni pelan pelan mengeluarkan lidahnya, menjilat ujung penis itu. Keenan tersentak, bagai tersetrum.
"...ooouuuffhhhh....."desisnya.
Dagu Jenni sedikit ditarik, sembari memajukan pinggulnya ke depan.
...heeppphhhhhh....penis panjang Keenan segera memenuhi rongga mulut Jenni. Lidahnya yang turun membuka, memberikan lorong bebas hambatan di dalam mulutnya. Keenan langsung melesakkannya dalam, hingga Jenni perlu menahan paha lelaki itu supaya tidak terlalu dalam menusuk tenggorokannya.

"oouuuffff...kamu hebat Jenn...." Keenan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur perlahan.

"Jeenn...sudah siap ?" Ryan berteriak dari ruang makan.

"hmmmmppff...hmmmm.....sebentar sayaangg..."Jenni agak gugup mengeluarkan penis yang mulai mengembang di dalam mulutnya.


Penis Keenan yang sudah menjulang keras kembali dipaksanya mendekat ke mulut istri sahabatnya itu. Dan Jenni dengan segera membuka bibirnya, wanita itu menunjukkan sifat aslinya yang haus akan seks.

"damn it Keen....suami ku ada di sebela,.,..hmmmmmmpppff...."Jenni menggumam.
"sssshhh....suck it bitch..."Keenan sedikit menampar pipi Jenni.
Binar di mata wanita itu memberikan petunjuk kalau Jenni menyukai tamparannya.

Tak lama, Keenan tak lagi memaju mundurkan pinggulnya. Kepala Jenni lah yang melakukan semua. Bibir mungilnya tampak kewalahan. Penis Keenan yang sudah ereksi maksimal tak hanya membuat mulutnya penuh, tak mampu menampung separuh batangnya, namun juga membuat nafasnya terputus putus karena gairah. Bibir vaginanya meremang, basah.

"oouuussshhhhhh...."satu nafas panjang Keenan dan dorongan pinggulnya ke depan, menandakan semprotan sperma kental lelaki itu.

.....ssrrtt.,,,srrrtt....srrrtt.....Tubuh Keenan menegang, mata Jenni membelalak, tersedak.

"damn it Keen....i want your cock..."Jenni membatin.


Jenni membawa satu piring berisi kue buatannya ke dalam ruang makan. Ryan masih saja sibuk memperhatikan layar laptopnya.
"Makanan penutup..."Jenni mengumumkan
"loh..,mana Keenan...."Jenni pura pura bertanya sambil memotongkan kue untuk suaminya.
"hmm? Toilet kayaknya..."Ryan menjawab
"hmmm...semoga aku tidak merusak perutnya...hihi....let me check him out..." Jenni kembali berdiri.
Suaminya cuma mengangguk.

Toilet di bawah tangga terbuka, dan kosong. Jenni melongokkan kepala melihat ke atas. Kamar tidur tamu.

Perlahan Jenni naik, segera menuju ujung dinding dengan pintu yang sedikit terbuka.
Ruang tidur tamu itu memang jarang dipakai, satu ranjang, satu sofabed dan satu dinding cermin besar di depannya.

"Keenan, kamu di sini?" Jenni membuka pintu.
Wanita itu melangkah masuk untuk memastikan.
Tiba tiba, seseorang mendorongnya dari belakang pintu.
....brugg.....Jenni terhempas ke ranjang.

"Keen, what the f...."Jenni berbisik ketus.
"..,diam...."Keenan mendorong tubuh Jenni rebah ke ranjang, dan menarik pahanya ke atas. Dan tak menyia nyiakan waktu, tangan Keenan segera menyusuri pahanya, memasuki rok mini Jenni, dan menarik celana dalam wanita itu.
"eeehhh...Keeenn...." Jenny memohon
"sshhh...diam...dan kau akan menikmatinya." Keena segera membuka celana panjangnya, dan menaiki ranjang.
"bangsat kau ..."Jenni memaki.


Tangan Keenan dengan cepat melingkar di leher Jenni, menekannya ke bawah, punggungnya membanting ke ranjang, secara tak langsung membuat pahanya terangkat naik. Bibir vaginanya mengintip dari bongkahan pantatnya.

Penis Keenan yang sudah terbuka segera diarahkan ke lipatan itu. Tak membuang waktu, satu dorongan pelan membuat ujungnya segera menyeruak ke dalam tubuh Jenni.

"....aaahhhhhhssss......"Jenni mendongak kaget.
"oouuuhhh....sempit sekali Jenn..."desis lelaki di atasnya itu.
Keenan mendorong pelan, meresapi kenikmatan dari lubang kecil vagina wanita itu.
Kepala Jenni masih mendongak, penis Keenan besar....terlalu besar untuk bibir vagina sempitnya.
"....oouushhhhh...."Jenni segera berusahan mengatur nafas.
" Dasar cewek murahan....memekmu sudah basah Jenn..." Keenan membisik di dekat teliganya sambil sedikit menampar pipi wanta cantik itu.

Keenan memaju mundurkan pinggulnya, penisnya menusuk separuh batang. Itupun cukup untuk membuat Jenni itu terlonjak lonjak.
"shit...keenn....aahh,,,aaaahhhh...aaahhhh...."Tak bisa menutupinya lagi, Jenni sangat menikmati tusukan itu. Ujung penisnya menggosok dinding rahimnya dengan cepat.

"...ouuh...ah..ah...Aaahhhhhh......"Jenni mendesah panjang.
"ffuuuckkkk.....AAAAAHHH....." bahkan tak mampu lagi menahan suaranya.

Sadar kalau wanita itu sudah mencapai kenikmatan, Keenan segera membalik tubuhnya menghadap samping.
Keenan segera berbaring disampingnya, dan tanpa ampun penisnya diselipkan ke dalam lipatan bibir vagina Jenni dari belakang. Kali ini, didorongnya penis itu sedalam mungkin, hingga Jenni melonjak lonjak dibuatnya.

...plak...plak... tangan Keenan menampar bongkahan pantat mungil wanita itu. Jenni menceracau tak karuan. Tanpa sadar, jemari lentik Jenni memainkan sendiri klitorisnya.

...aahhh..ahhh...ahhhh...beberapa kali Jenni mengejang. Namun tak membuat Keenan mengurangi atau memperlambat tempo sodokannya. Hal itu membuat Jenni semakin mendesah dan menceracau tak jelas.

"kenapa Jenn....suka rasa kontolku di dalam memekmu?" Keenan menggoda.
"fuck you keen...,just....ah...ahh...ahhh...fuck me....harder...."Jenni tak lagi mempedulikan suaranya. Dia ingin batang penis Keenan menggaruknya terus.

Tepat di saat hampir mencapai puncak lagi, Keenan menghentikan sodokannya. Dikeluarkannya batang penis dari vagina wanita cantik itu. Mata Jenni membelalak tak percaya.
Keenan merubah posisinya duduk, "mainkan memekmu sendiri....plak"kataya tegas sambil sedikt menampar pelan klitoris Jenni.
"...ouuhhhsss...."Jenni yang awalnya menolak, malu malu kembali menurunkan tangannya ke bawah.

"suck my cock..."Keenan tak puas melihat aksi Jenni yang malu malu.
Batang penis itu dipegangnya pelan, bibirnya segera membuka dan memasukkan alat vital lelaki itu perlahan.

Kepalanya maju mundur, Jenni menghisap dengan lembut dan pelan.
"bukan begitu...." Keenan tak sabar, dijambaknya rambut panjang Jenni yang sudah terburai. Ditahannya kepala wanita itu, lalu didesakkan pingulnya dengan kasar.

"There you go,..bitch" beberapa kali Keenan menampar pipinya.
Beberapa tusukan kemudian, terlihat mata Jenni sedikit berair. Keenan melepasnya, lalu merebahkan diri di ranjang besar itu.

"naik ke sini..."perintahnya.
Jenni agak ogah ogahan menuruti perintah Keenan.

" ok..kalau tak mau...oh Ryaaaaann..."Keenan pura pura memanggil suami Jenni.
Jenni segera bergegas menaiki tubuh lelaki itu, "shut the fuck up..."bisiknya.

Batang penis itu segera didorong ke atas oleh Keenan. Tangan kanannya menjambak rambut Jenni, membuatnya mendongak.

Keenan betul betul menggempurnya tanpa ampun, Jenni mendongak membelalak, hampir kehabisan nafas.
Jari telunjuk Keenan memaksa menerobos pitu belakang. Lubang pantat Jenni yang tak pernah dijamah suaminya menjadi bulan bulanan jari Keenan.


"....enak Jennn...? jawab....atau kupanggil suamimu ke sini..."Keenan berbisik.
"ehs...ehs...ehss...ahhs...yes....."Jenni mendesah keras.

Kembali, Keenan mendorong tubuh Jenni hingga terlepas.
Jenni dibaliknya hingga tertelungkup di ranjang besar itu. Keenan menduduki paha wanita itu dari belakang, lalu dengan cepat menyelipkan penisnya kembali dari belakang. Keenan benar benar menggempur habis tubuh Jenni. Tangan kanannya menarik rambut Jenni hingga mendongak, sementar tangan kirinya sedikt mencekik leher polos itu.

Jenni sudah tak mampu lagi bergerak.
...ahs...ahs...ahs.....hanya desahan yang semakin lama semakin keras yang husa keluar dari mulutnya.
"Ayo sayang...enak mana aku atau suamimu..."bisik Keenan
"fuck you..ssshhhhh......"Jenni membalas

Keenan mempererat cekikan di leher dan tarikan pada rabut bergelombang Jenni. "jawab...! enak mana kontolku atau suamimu...." Keenan sedikit membentak.

"ok...ok...asshhh...ashhh...enak kamu....enak kontolmuuuuuhhhhssssshhhh......" desahan itu menandakan orgasme Jenni menyerang dengan kuat.

Beberapa posisi dipaksakan Keenan. Jenni sampai terasa lemas, bahkan pangkal pahanya terasa perih, namun dalam hati, wanita cantik itu sangat terpuaskan.

Hingga, kemudian ditariknya wajah Jenni, lalu penisnya dengan kasar didesakkan ke dalam mulutnya. Keenan menyemprotkan kembali spermanya di dalam bibir mungil itu.

"telan semuanya..."Keenan memaksa Jenni menghabiskan spermanya.
Tubuh Jenni melemas tak bertenaga.

Keenan sudah memakai celananya ketika kembali berbisik,"nikmat sekali tubuhmu Jen...ingat...sekarang kau milikku....and your ass is next..."
Jenni bergidik, takut sekaligus tergoda.


"kok lama sekali sayang ?" kata Ryan ketika melihat Jenni kembali duduk di kursi.
"well...ada yang harus kulakukan dulu sayang..."jawab Jenni
Keenan sudah bergabung dengan Ryan di meja makan, kue di piringnya tampak sudah disantap sebagian.
" Bagaimana makan malamnya...." Jenni bertanya.
" its good as always..."Ryan menjawab

" menurutku, makanan penutupnya lebih nikmat...aku bisa menghabiskan semuanya...hahaha...." Keenan menggoda Jenni yang bersemu merah.
Ryan ikut tertawa, tidak menyadari Keenan bermaksud lain. SUHU DOMINO



No comments:

Post a Comment