Thursday, March 26, 2020

PARTNER BOSKU

SUHU DOMINO
6100GAME - Aku kerja bantuin bosku. Bosku tajir banget, punya bisnis 2, dikota tempat tinggalnya sekarang dan dikota kelahirannya. Bisnis di kota kelahirannya dikerjakan bersama dengan partnernya, om2 ganteng banget dan sexy banget bodinya, gak gendut, tegap dan ada six packnya. ke 2 bisnisnya mendatangkan duit yang gak kira2 banyaknya. Duitnya gak da nomer serinya, bgitu kata orang, dipake 7 turunan juga gak bakalan abis. Anak dan cucunya tinggal ongkang2 kaki ngehamburin duit si bos. Namanya juga ke anak cucu ya si bos ok2 aja buang duit segitu banyaknya, toh masuknya juga berlimpah ruah.

Ketika suami bos meninggal, diputuskan untuk memakamkan suaminya di kota kelahirannya. Maka diutusnyalah aku untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakaman suami bos. Aku dah dipercaya untuk semua urusan si bos, jadi akulah yang diutus ke kota kelahirannya dan urusan itu di bantu ma om partner si bos. Si om partnernya  memang genit banget kalo ketemu aku, suka colak colek dan meluk2 aku gak jelas. Aku si seneng aja diusilan om2 yang ganteng banget kaya dia. Malah kadang kalo lagi meluk pipiku suka dicium. Padahal tu om ada bininya, cuma si bini juga sibuk banget ma bisnis hotel dan restonya yang laku keras juga. Jadi tu laki bini kayanya idup di dunianya masing2, ngurus bisnisnya masing2. Rumah jadi kaya kuburan aja, karna tu laki bini kayanya bisa gak pulang berhari2 kalo gi sibuk banget ma bisnisnya masing2.

Makanya si om seneng banget ketika aku dateng ke kotanya. Aku diinepin di hotel laen yang bukan bininya punya. Aku tau pasti supaya dia bisa ngusilin aku di hotel tanpa ketauan ma bininya. Banyak banget yang kudu aku urusin, cari tanah makam, siapkan liang lahatnya dan ijin2nya, siapin upacara pemakaman secara agama, kateringnya dan macem2 tetek bengek lah. Baiknya si om dengan setia nganter aku kemana2 sampe urusannya selesai. Semua biaya juga ditalangin dulu ma si om. Urusan bosku lah nti ngeberesinnya, aku cuma ngerjain yang jadi tugas aku tanpa ngepusingin biayanya. Selesai malem si om ngajak aku makan malem, terus dianter ke hotel. Katanya dia mo balik lagi, dia mo pulang bentar untuk mandi juga dan ngasi tau bininya kalo kerjaan ngurus pemakaman blon slesai. Hihi ya blon slesailah, kan aku blon dikerjain ma dianya, bgitu yang ada dipikiran aku. Sbenernya aku dah cape banget dan pengen ngerendem di bak air anget. Cuma kerna si om mo balik ya semua kulakuin dengan terburu2, sempetin berendem sbentar buat nyegerin badan terus mandi biar bersih dan wangi. Gak tau deh nti si om mo ngapain aku, aku gak mikirin, kalo terjadi ya biar terjadilah (hihi puitis banget ya)

Aku sedang duduk sambil membaca majalah khusus cewek. Aku baru selesai mandi. Bahkan beberapa ujung rambutku saat itu masih menempel dan terlihat basah kerna aku kramas. Lengket smua rasanya badan abis kesana kemari seharian tadi. Saat itu aku memakai baju kaos dan celana pendek. Toketku yang imut tanpa bra kelihatan menonjol pentilnya di balik baju kaosku. Sementara celana pendekku cukup pendek sehingga menampakkan sebagian besar pahaku. Selain pendek juga termasuk ketat sampai-sampai pantatku yang rada tepos terlihat menonjol juga. Saat aku sedang asyik membaca, tiba-tiba muncul si om, dia punya kunci pintu kamarku kerna dapet kuncinya dua dari pihak hotel. Dia pake celpen sedengkul dan kaos kuning, ganteng banget deh. Aku sampe berbinar2 memandang dia. Dia senyum2 aja, "Hai sexy", dia menyapaku. "Hai ganteng", aku menimpalin sapaannya. Dengan mata jelalatan dilahapnya tubuhku. Dilihatnya pantat ku yang kliatan menonjol. Juga pahaku terlihat sampai ke pangkalnya kerna celana pendek yang kukenakan itu sungguh pendek. Dan juga begitu ketat, sampai-sampai pantatku yang rada tepos itu masi juga kliatan bulat menonjol. Apalagi bentuk figur tubuhku yang imut langsing, tinggi-berat yang proporsional walaupun toketku juga imut tapi kliatan menonjol pentilnya di balik kaus yang aku kenakan.

Aku sedang duduk di ranjang di dalam kamar ktika si om masuk. Dia duduk diseblahku. Gak pake basa basi dia meraba-raba pahaku. Tanpa sungkan-sungkan lagi tangannya merayap kesana-kemari, menggerayangi seluruh bagian pahaku yang terekspos. Sementara tangannya yang satu terus meraba-raba paha ku, tangannya yang lain memeluk bahu sambil asik menciumi bibirku. "Mmmphhhhhh!" Dengan ganas dilumatnya bibirku. Aku menggeliat2 tapi si om tidak melepaskan bibirku. Ia terus menciumi bibirku dengan penuh nafsu. "Ih, om napsu banget si ke Inez". "Sejak ktemu kamu pertama kali om dah napsu banget liat kamu". "Kok bisa si om, kan Inez kurus, rata depan blakang. PAntesan slama ini om slalu becanda yang menjurus ke vulgar kalo ktemu Inez". "Itu bukan kurus Nez tapi langsing, yang imut2 kaya kamu justru lebi merangsang katimbang yang montok. TApi kamu suka kan kalo om bcandain". "Om bisa aja si, Inez juga suka banget liat om". Dia mencium kening, mata, hidung, dan kembali kebibirku. Aku walaupun pahaku sedang digerayangi sambil bibirku diciumi sama sekali tak melawan, aku pasrah aja, malah aku memejamkan mata menikmati perlakuan si om terhadap diriku. APLIKASI DOMINO QQ

Kini aku mulai membalas ciumannya. Bibirku bergerak menjelajahi bibirnya. Kami kini saling berciuman dengan hangat. Bahkan di dalamnya, lidah kami juga saling membelit. Sambil menciumi aku, kedua tangannya menggerayangi bagian belakang tubuhku itu sampai akhirnya keduanya mendarat di celana pendekku. Diremas-remasnya pantatku di balik celana pendek ketatku. Sementara badanku menempel di tubuhnya. Sambil terus menciumi bibirku dan menggrepe-grepe pantatku, dia merasakan dada empukku yang menempel di dadanya. tangannya kembali meraba-raba pahaku. Dan kali ini aku mengambil inisiatif dengan mulai menciumi dia lagi. Sambil memejamkan mata, bibir menempel di bibirnya, lalu kukecup, dan kukecup lagi. Kembali bibirku menempel dan menggulum bibirnya. Ini membuat dia jadi merem melek merasakan ciumanku. Satu tangannya memeluk bahuku, membuat aku merasa disayangi. Namun tangan satunya begitu liarnya menggerayangi pahaku. Malah tangan itu mulai menyentuh-nyentuh selangkanganku yang masi terbungkus celpenku, membuat aku semakin nafsu menciumi bibirnya. Tangannya kemudian lanjut menggerayangi kaosku. Sasaran utamanya tentu tak lain adalah toketku. Tangannya bergerak liar kesana kemari tak jauh dari sekitar toketku. Sambil terus menciumi, aku mulai mengeluarkan lirihan-lirihan kecil. Apalagi dia juga ikutan ganas dalam menciumi aku. Beberapa saat kami berciuman dengan asik.

Dia kini sudah tak sabar lagi ingin melihat kemulusan tubuhku. Segera ia menghentikan ciumannya. Kedua tangannya memegang ujung kaosku. Segera ditariknya kaosku ke atas. Semakin ditarik ke atas, semakin terekspos kulit tubuh ku. Sampai akhirnya dia berhasil meloloskan kaosku dari kepala dan rambutku dan kemudian melewati kedua tanganku. Dilihatnya aku yang sudah bertelanjang dada. Sementara kaosku yang ada di tangannya langsung dilemparkan ke belakang dan mendarat di lantai. Dia tak cukup puas hanya sekedar melihat toketku. Sejenak ia melupakan celana pendek yang masih melekat di tubuhku. Karena kedua tangannya sudah tak sabar ingin merengkuh sepasang gunung kembarku yang terbuka di depannya ini. Kedua tangannya kini memegang masing-masing toketku. Toketku yang imut tenggelem dalam genggaman tangannya. Dan ia meraba-raba toketku yang berukuran 32 itu. Dia semakin menggebu nafsunya meraba-rabai dan menggoyang-goyang toketku. Aku sama sekali tak memberontak saat toketku digenggam dan diraba-raba oleh nya. Malah aku memejamkan matanya menghayati akan nikmatnya diriku saat diraba-raba dan diremas-remas oleh dia. Dia juga makin bernafsu. Kini toketku diremas-remasnya sambil kedua pentilnya disentuh-sentuhnya dengan kedua telunjuknya sambil menatap wajah polosku. Nampak ekspresi kepuasan tersirat dari wajahku. Membuat nafsunya semakin menggelora.

Setelah cukup merangsang toketku, kini tangannya mulai menggeser-geser celpenku. Aku pun bersikap kooperatif sehingga tak lama kemudian celpenku pun juga terlepas dari diriku. Dia melemparkannya ke belakang dan kali ini mendarat di kursi kecil di depan meja rias. Saat itu aku memakai celana dalam model g string. Tangannya langsung menyusup masuk ke dalam cdku. Selanjutnya tangannya itu turun ke bawah lagi di tengah-tengah selangkangan ku, mengobok-obok bagian dalamnya. Aku pun dibuatnya merem melek dan mendesah-desah, membuat dia semakin bernapsu. Sampai akhirnya saat ia mengeluarkan tangannya kembali, tangannya telah menjadi basah. Setelah itu cdku dipelorotkannya ke bawah. Kini semuanya nampak jelas terlihat. Sementara liang memekku juga sedikit kelihatan karena posisi pahaku yang agak terbuka. Sementara cdku yang halus itu kini juga dilemparkannya ke belakang. "Mulus banget memek kamu Nez,".

Setelah berhasil melucuti seluruh pakaianku dan kini pakaianku berserakan di mana-mana, giliran dia melepas pakaiannya sendiri satu persatu. Sampai akhirnya ia juga sama-sama telanjang bulat. Dia berdiri di depanku yang duduk di tepi ranjang. "Om gede banget kontolnya, mana panjang lagi. Inez blon perna ngeliat kontol segede gini. Kayanya dah keras banget ya om sampe gerak2 sendiri gitu". "Bentar lagi Inez ngerasain dientot ma kontol jumbo ya Nez".

Aku direbahkannya dengan lembut di ranjang, dia mulai lagi dari kecupan di kening, hidung, ciuman di bibir. dia melumat habis bibirku, lidahnya bermain di rongga mulutku, kedua tangannya meremas-remas dan memilin-milin pentilku. "ooouuuhh om...enak banget om... ooouuu...ssssttt", aku mendesis tatkala ujung lidahnya menari-nari di pentilku. "Om pentil Inez diapain si.. kok rasa nya enak banget", aku mulai meracau keenakan. Dari pentil dia turun ke memekku. Kini dia mulai melumat memekku, "Memek kamu wangi dan bersih Nez", tanpa ragu lagi dia mulai mendaratkan ujung lidahnya ke bibir memekku. "eeemm.. oooom.. sssstttt.. enak om.. terus om.." Dia pun semakin bergairah mendengar rintihanku. Dia lumat habis memek dan itilku sampe aku enggelinjang-gelinjang tak karuan. "Om Inez pengen ngemut kontol om juga bole kan". Segera dia melakukan posisi 69 agar kami bisa saling menghisap, setiap dia ganas menghisap memekku, aku pun mengerang dan menghisap dan mengocok kontolnya dengan penuh napsu. "gede banget om kontolnya, apa muat dimasukin memek Inez".

Dia menghentikan aktivitasnya, tanganku diraihnya dan menaruhnya di batang kontolnya yang berdiri tegak ke atas. Kontolnya mulai kupijit-pijit. Saking gedenya gak muat di genggaman tanganku. Sambil tanganku yang satunya lagi kini memegang biji pelernya dan mengelus-elusnya. Aku terus mengocok-ngocok batang kontolnya yang besar dan berurat itu. Membuat dia jadi semakin terangsang. Apalagi kini ibu jari dan telunjukku meraba-raba dan memencet-mencet kepala kontolnya yang membesar dan disunat itu. Kini dia jadi mengerang-ngerang dan merem melek karena perbuatanku. Kayanya dia termasuk lelaki yang kuat dan perkasa dalam hal esek-esek sehingga dia bisa terus menikmati rangsanganku tanpa mengalami ejakulasi dini. Malah kini dengan tenang dia menyuruhku untuk menyepong kontolnya, kayanya dia ketagihan ma emutanku yang cuma sbentar barusan. "Diemut lagi ya Nez kontol om".

Segera tanganku menghentikan kocokannya. "Ngemutnya pake lidah ya Nez", sambil ia memegang rambutku. Shleebpp...shleebbp...shleebppp... Kontolnya yang besar dan perkasa itu kini telah masuk ke dalam mulutku, Saking gedenya cuma kepalanya aja yang muat di mulutku. Kepalaku bergerak naik turun mengangguk-angguk saat menyepong kontolnya. Terdengar suara-suara kecipakan saat mulutku bergerak naik turun. Sementara dia mengerang-erang menikmati rangsangan mulutku terhadap kontolnya. Apalagi di dalamnya, lidah ku bergerak-gerak kesana kemari menjelajahi setiap jengkal kepala kontolnya yang disunat itu. Bagi dia, lidahku yang menari-nari di kepala konyolnya itu terasa hangat. Seluruh bagian kepala kontolnya tak ada yang terlewat oleh lidahku yang hangat. Bahkan leher kontolnya juga tak luput dari sapuan lidahku. Di dalam mulutku yang hangat, lidahku bergerak melingkari leher kontolnyanya sampai 360 derajat. Dan aku melakukannya secara variatif, kadang searah jarum jam, kadang berlawanan, kadang berpindah-pindah tempat. Membuat dia jadi berkelojotan karena nikmatnya yang luar biasa. Bagi orang yang tak berpengalaman tentu akan langsung ngecret diperlakukan seperti itu. Namun hal itu tak berlaku bagi dia. Dia bisa terus menikmati sepongan dahsyatku untuk waktu yang cukup lama. Bahkan satu tangannya ikut memegang rambutku dan menggerak-gerakkan kepalaku. Maksudnya supaya aku tak berhenti melakukan aksiku.

Sementara tangannya yang lain berkacak di pinggangnya. Sementara dia terus menatap wajah polosku saat melakukan oral job yang hebat itu. Setelah itu tangannya mulai menggerayangi tubuh mulusku sambil terus menikmati seponganku di kontolnya, kedua tangannya meraba-raba dan memencet-mencet toketku terutama kedua pentilnya yang dimain-mainin dengan jarinya. Sehingga birahiku pun juga jadi semakin tinggi, akibatnya aku makin aktif dalam melakukan sepongan.

Namun tak lama kemudian aku justru menghentikan aksiku. "Eeh, kenapa kok berhenti Nez, ayo terusin lagi". "Ganti posisi donk om, kaya tadi lagi." "OK, yuk, kita di ranjang aja, kamu telentang ya". Aku tak menjawab , langsung aja aku tiduran telentang di atas ranjang. "OK, kamu terusin disana, aku main disini", katanya sambil menindih tubuhku, namun dalam posisi terbalik alias 69. Ia menggeser tubuhnya sedikit supaya kontolnya tepat di atas mulutku sementara mulutnya bisa menyedot-nyedot memekku. Sementara toketku terlihat menempel di perutnya. Kini kami berdua sama-sama merasakan kenikmatan luar biasa. Kami sama-sama berkejab-kejab, sama-sama mengerang dan mendesah-desah, sama-sama menggelinjang. Terutama aku yang nafsuku begitu menggelora bagaikan luapan air sungai yang siap meledakkan tanggul. Tubuhku terutama bagian pinggulku bergoyang-goyang, karena dia begitu cekatan merangsang dan menjilati itilku. Sambil terus melakukan sepongan, gerakan pinggulku itu semakin liar. Sementara memekku kini telah banjir. Aku tak mau kalah dan semakin mengeluarkan kemampuannya dalam mengemut dan menyedot-nyedot kontolnya, sehingga dia pun juga merasakan kenikmatan luar biasa.

Setelah beberapa saat, kami ganti posisi. Kali ini dia yang di bawah sementara aku berada di atasnya. Posisi ini buat dia lebih nikmat dan menggairahkan karena ia bisa melihat dan meraba-raba punggungku. Juga toketku jadi lebih terasa menempel di tubuhnya karena pengaruh gravitasi. Apalagi sejak bertukar posisi, seponganku jadi semakin menggila saja. Kini dia merasa ejakulasinya hanya tinggal menunggu waktu saja. Sehingga dia juga semakin bersemangat mengenyot-ngenyot dan menjilati itilku. Rupanya ia tak ingin kehilangan muka karena kalah dan keluar duluan dibanding aku. Sebaliknya aku pun demikian. Aku penasaran ingin membuat dia keluar duluan. Masing-masing pihak berusaha membuat pihak lain mencapai klimaks duluan. Sehingga kini kami saling merangsang dan saling dirangsang. Tinggal menunggu saja, siapa yang nggak tahan lebi dulu. "Uuuhhh...Ooohhh...aaahhhhh". Shleebb...shleebb...Cleebb..clepp..." Dan akhirnya... aaahhhhhh. Terdengar suara desahan-desahan panjang dan keras dengan nada tinggi. Suaraku. Karena tak tahan lagi digituin terus-terusan oleh dia, akhirnya bobollah tanggulku sehingga kini aku mengalami orgasme yang sungguh nikmat sekali. Saat itu aku sama sekali tak ingat lagi dengan keadaan sekitar sehingga aku langsung meracau tak karuan sambil mendesah-desah dengan keras, dengan tubuhku menggelinjang-gelinjang dengan hebat. Sementara memekku mengeluarkan cairan yang cukup banyak, membuat wajahnya jadi ikutan basah. Dia terus aja menjilati memekku sambil terus merangsang titik-titik sensitif di daerah memekku. Hal ini membuat aku semakin kuyup dan semakin liar gelinjangan tubuhku. Sehingga skor saat ini si om vs aku adalah 1-0 untuk si om.

Sementara itu dia sendiri saat itu juga sudah hampir nggak tahan lagi. Apalagi mulutku terus melakukan jurus sepongan maut secara kontinu. Sampai akhirnya kurang dari lima tarikan...Crottttt...crotttttttt...crott...crotttt...crottt... meledaklah gunung berapi yang memuntahkan seluruh lavanya. Dia ngecretin pejunya banyak banget dan kejadian itu berlangsung saat kontolnya masih di dalam mulutku sehingga hampir seluruh protein kocok yang dimuntahkan kontolnya tertelen oleh ku. Hanya sedikit peju terutama yang keluar belakangan yang kini masih tersisa di kontolnya. "Diemut mulut aja dah segini nikmatnya Nez, palagi diemut mulut bawah kamu ya". skornya jadi 1 sama.

Setelah itu dia tiduran di ranjang dengan kepalanya ditaruh di tumpukan bantal. "Nez, kontol om dijilatin dong sampe bersih". Wah dah dapet nikmat masi ja nyuru2 aku ngerangsang dia lagi. Dia kini tiduran berbaring sebentar karena kecapean, sambil nonton LCD TV yang terpasang di dalam kamar hotel. Sementara sambil nonton, tangannya meraba-raba tubuhku yang berbaring di sebelahnya. Setelah itu, tiba waktunya untuk massage. Aku berinisiatif untuk me-massage punggungnya. Namun bukan sekedar massage biasa. Karena pijitan itu sama sekali tidak menggunakan tangan, tapi menggunakan toketku. Jadi kini dia enak-enakan tiduran sambil merasakan sensasi nikmat punggungnya dipijit-pijitin oleh toketku. Ku gesek2an toketku ke punggungnya. "Gerah ya Nez abis ngecret, mandi dulu yuk".

Dia mengajakku ke kamar mandi untuk shower. Aku menyabuni tubuhnya dan dia melakukan yang sama terhadap aku. Kontolnya telah berdiri dengan tegaknya seperti saat sebelumnya tadi. Rupanya dia dah terangsang sejak aku memijit punggungnya pake toket dan barusan kontolnya kukocok2 penuh dengan busa sabun.

Akhirnya kami berdua keluar dari kamar mandi. Aku hanya memakai handuk saja. sedangkan dia tetep telanjang bulat. Kontolnya terlihat masih menegang dengan kuat. Tanpa permisi lagi dia melepaskan kaitan handuk di depan dadaku membuat handuk itu otomatis terlepas dan jatuh dari tubuhku. Matanya menatap toketku. Lalu ia mencium bibirku. Sementara tangannya kini merayap dan mengusap-usap toketku. Kemudian kembali kami melakukan petting sebagai pemanasan untuk menu utamanya. Setelah puas saling merangsang dan, lagi-lagi, membuat basah memekku, dia berdiri di belakang aku. Dia menyuruh aku menungging sementara tanganku berpegangan di tepi ranjang. Sehingga memekku jadi terbuka. Kemudian dijilat-jilatinya sebentar memekku. akhirnya didekatkannya kontolnya ke memekku, sambil ia memegang kedua pantatku, didorongnya tubuhnya ke depan sampai tubuhku juga ikut terdorong ke depan.

Aku menjerit saat dia ikut mendorong tubuhnya ke depan. Karena pada saat itu masuklah kepala kontolnya ke dalam memekku. "Tahan ya sayang. om tekan memek kamu pelan-pelan", katanya sambil mulai menekan pelan-pelan. "Memek kamu sempit banget Nez, susah banget masukin kontol om ke memek kamu". "Abis kontol om gede banget, Inez baru skali ini kemasukan kontol jumbo kaya kontol om". Dia kayanya agak kesusahan untuk memasukkannya tapi dia berusaha terus dan akhirnyapun berhasil masuk seluruhnya. Kembali aku menjerit, "sakit om, kontol om kegedean deh kayanya". "sabar ya sayang.. nanti juga enak ko", dia mencoba menenang kan aku. pelan-pelan tapi pasti dia emaju mundurkan pantatnya agar aku tidak terlalu merasakan sakit. Dia, memaju-mundurkan pantatnya dengan sabar dan hati-hati. Baiknya memekku dah becek banget jadi pelan2 rasa sakitnya mulai ilang. Memekku kerasa penuh banget keisi kontolnya, rasanya sampe mentok deh kalo dia amblesin smuanya. Setelah kontolnya mulai agak licin kluar masuk di memekku, diapun mulai mempecepat gerakannya. "oooowwwww...om.... enak banget deh..... terus om.." "Kan om dah bilang tadi kalo ujungnya bakalan enak"., katanya sambil mempercepat lagi genjotannya. Dia menarik pinggangku sambil menggenjot terus. Aku mengeleng-gelengkan kepala, mendapatkan sensasi yang luar biasa dari setiap sodokan kontolnya. "Aaaaahhh..." aku semakin keras mendesah-desah. Tubuhku ikutan bergerak maju mundur seiring dengan irama dia mengocok kontolnya di memekku. Sementara itu toketku biar imut jadi bergoyang-goyang terguncang-guncang dibuatnya. Membuat dia bernafsu untuk segera menyangganya dengan kedua tangannya, menepuk-nepuk dan meremas-remasnya. Kini sambil terus menggenjot memeku, dia juga sibuk meremas-remas toketku dari belakang. Di-massage-nya toketku sambil terus kontolnya kluar masuk di dalam memekku. Dia terus saja menggenjot memekku yang kerasa sempit banget sementara aku terus meracau ga karuan, kepalaku menggeleng ekiri dan kekanan, mataku merem melek kadang mendelik tatkala diaenghujam keras-keras kontolnya ke lubang memekku sampai seluruhnya masuk, sampai-sampai tak kelihatan lagi. "Aaahhh... om... Inez mo kluar...terus om genjot yang cepaaat..ooouuueewwwhhhh enak banget kontol om... oooouuueuww..", akhirnya aku pun orgasme, terasa lahar hangatku menyirami batang kontolnya. "Om blon mo kluar ya". "Blon Nez, om mo nikmati memek kamu selama mungkin, tadi kan dah kluar di mulut Inez, skarang mo ngecretin pejunya di memek Inez ya". Skore skarang 2-1.

Dia mencabut kontolnya, aku tersungkur ke ranjang, jadi aku berbaring telungkup diranjang. Napasku masi ngos ngosan, cape juga digenjot kenceng kaya barusan. Tapi si om blon mo udahan. Dia pun mulai menekan kontolnya dari belakang. Dia lebarkan kedua kakiku agar dia lebih mudah menghujamkan kontolnya ke lubang memekku. Dia tekan terus sampai kandas. "ooowww.. enak banget memek kamu sayang.. om jadi ketagihan pengen ngentotin kamu terus.." Dia terus genjot memekku. Kini kakiku dirapatkan kembali, hal ini bisa enimbulkan sensasi remasan memek yang sangat nikmat, dia genjot terus dari belakang dengan posisi dia menindih tubuhku. Dia semakin memepercepat gerakannya, beberapa menit kemudian aku menjerit, "om..oooowwwwhh,...Inez mo kluar lagi om... enak banget siih kontol om.. sampe-sampe Inez kluar lagi". Skore dah 3-1. "Cepet banget si Nez kamu kluarnya". Aku hanya terengah2 aja menikmati orgasme ku yang ke 3.

posisi dia ganti lagi, tubuhku dia miringin diranjang. dengan posisi badanku miring ke samping, kaki kananku di bawah, kaki kiriku diangkat ke atas, dia mulai lagi menghujamkan kontolnya lebih kandas. posisi ini memungkinkan batang kontolnya bisa amblas semua tanpa hambatan, sungguh memberikan sensasi yang berbeda. Dirasakannya kontolnya dijepit dengan kuat oleh otot memekku yang kerasa sempit kerna dijejelin kontolnya yang jumbo. Sambil mengocok kontolnya terus menerus, satu tangannya kini meraba-raba toketku. Aku menikmati juga posisi ini. Aku terus mengeluarkan suara desahan-desahan sambil memejamkan mata, "Emmhh...mmmhhh...mmmhhhh" . Baru beberapa menit dia menggenjot dgn posisi ini aku dah orgasme kembali. "Om, nikmat banget deh dientot kontol segede kontol om. Inez jadi cepet kluar lagi dan lagi". Dia terus saja menggenjot memekku yang sudah membengkak dan becek itu, suara-suara becek pun mulai terdengar, cplok..cplok..clpok..clpok.. di setiap entakan yang dia berikan. DOMINO QQ

Kayanya dia pengen menikmati ngentotin aku dalam macem2 posisi deh. Setelah itu posisi berganti lagi. Dia duduk di tepi ranjang, dengan kontolnya begitu perkasanya berdiri mengacung tegak ke atas. Aku dipangkunya, diraba-rabanya kedua pundakku sambil menciumi rambut dan leherku. Lalu dia mengecup-ngecup leherku membuat aku kegelian sehingga tubuhku menggeliat-geliat sambil mendesah perlahan dengan mata terpejam. Diciuminya punggungku sambil tangannya meraba-raba pahaku. Lalu dia kembali menciumi rambut dan leherku. Dadanya yang bidang menempel di punggungku. Sepertinya dia sedang mencium harum aroma tubuhku. Sambil terus menciumi rambut dan leherku, dia kini meraba-raba toketku sambil meremas-remasnya. Kedua pentilku dimainkan dengan jari-jarinya. Pentilku yang juga imut digerak-gerakkan dengan jari tangannya.

Tak lama kemudian dia mengangkat tubuhku sedikit, dimundurkannya sedikit dan, bleesshhh, kini masuklah kontolnya ke dalam memekku berbarengan dengan turunnya tubuhku ke pangkuannya. Kini giliran aku yang mengocok kontolnya pake memekku. Kugerak-gerakkannya tubuhku naik turun, mula-mula perlahan tapi makin lama makin cepat iramanya, sambil mendesah-desah. Seluruh tubuhku bergoyang-goyang, sambil berputar-putar aku semakin cepat menggoyang tubuhku mengocok kontolnya. "Aaaaahhh...aahhhhhh...aaaahhhhhhhh..." tanpa bisa ditahan lagi aku mendesah-desah dengan suara cukup keras. Sementara dia di belakang juga merem melek menikmati goyangan tubuhku karena kontolnya jadi dikocok-kocok oleh memekku yang terasa begitu sempit menjepit kontolnya. Aku terus menggoyang tubuhku naik turun, membuat rambutku jadi berantakan. Dia membenamkan wajahnya di rambutku sambil menciumi bau harumnya sambil tangannya terus memainkan toketku, menyentuh-nyentuh dan menggerak-gerakkan pentilku, juga melingkar-lingkarkan jarinya di sekeliling pentilku. Sementara aku semakin cepat dan tak terkendali menggerak-gerakkan tubuhku naik turun sambil terus mendesah-desah dan berteriak-teriak. "Nez, kamu ngadep ke aku deh skarang".

Aku berhenti menggenjot kontolnya dengan memekku. Aku mengangkat pantatku sehingga kontolnya terlepas dari memekku. Kini aku menghadap ke dia sementara tubuhku hampir menempel ke tubuhnya. Dan lagi-lagi ...bleeesshh, kontolnya amblas masuk ke dalam memekku. Kini tubuhku kembali bergerak naik turun mengocok kontolnya sambil kami saling berciuman bibir dengan hangat. Setelah itu bibirnya turun ke bawah leherku, lalu turun lagi untuk menciumi toketku bergantian kiri dan kanan. Kedua pentilku langsung dikenyot-kenyot dan disedot-sedot. Membuat aku makin liar. Aku terus menaik-turunkan tubuhku, mengocok memekku dengan kontolnya di dalamnya. Sementara dia terus mengemut-ngemut pentilku. Sambil mengemut, lidahnya juga dijulur-julurkan menyentuh-nyentuh ujung pentilku yang amat sensitif itu. Sementara aku terus menggoyang tubuhku, membiarkan kontolnya terus menyodok-nyodok liang memekku sampai akhirnya aku mencapai klimaks dan mendapatkan orgasmeku yang ke 5.

Setelah itu aku menghentikan gerakanku dan melepaskan diriku dari kontolnya yang masih berdiri tegak. Aku terkulai berbaring diranjang. "Om, Inez lemes banget, Inez dah 5 kali kluar om blon kluar lagi ya". "Om lama Nez kluarnya kalo dah kluar sekali. Kita tuntaskan ya Nez biar kamu lemes juga". Skor dah 5-1 untuk kemenangan si om. Aku sudah dalam posisi telentang dengan kaki yang ditekuk sampe membentuk huruf M dan kedua belah pahaku terbuka lebar, sehingga dua bukit memekku terbelah dengan menampakkan semburat merah dari celahnya. tubuhku mengkilat karena keringat, toketku bergerak naik turun sesuai napasku yang masi ngos ngosan. Aku memandang sayu ke arahnya yang sudah siap melakukan tugasnya. Dia masih menjelajahi tubuhku dengan matanya sambil tangannya mengelus pahaku. Kemudian dia segera meraih kedua toketku untuk dicium sekaligus diremasnya, aku hanya bisa menikmatinya dan membiarkan seluruh tubuhnya dinikmati olehnya. Dia menjilati memekku sehingga aku merintih2 keenakan. Ketika aku mengerang makin keras, dan gerak pinggulku makin tidak terkendali, dia segera mengakhiri permainan.

Dia bangkit dan menaiki aku, posisi badannya diantara ke 2 pahaku yang sudah ngangkang lebar2 dari tadi. Dia mengarahkan kontolnya ke arah lubang memekku. Aku sedikit mendongakkan kepala ketika ujung kontolnya menerobos masuk memekku sambil mendesis pelan. Dia tidak memasukkan kontolnya semuanya tetapi hanya kepalanya saja, kemudian menancapkan berkali-kali ke arah atas di belakang itilku, memutar dan menggoyangnya. Kocokan ringan itu membuat aku makin mendesis-desis. Lututku bergerak membuka dan menutup kadang-kadang pinggul kuangkat mencoba menenggelamkan batang kontolnya, tetapi selalu gagal. Aku tidak lagi mendesis tetapi sudah merintih-rintih. "Oom.. masukkan yang dalam.. sampai habis..," aku menghiba sambil tanganku menekan pantatnya. Aku merintih panjang ketika kontolnya menancap makin dalam sampai ke pangkalnya. Aku mendekapnya sambil merintih dan mendesis. Dia dengan tubuh yang berkeringat mengayunkan pinggulnya ke atas ke bawah, kadang desis kenikmatan juga terdengar dari mulutnya. Kakiku membelit tubuhnya dengan kencang, pinggul kuangkat ke atas, daguku mendongak disertai lenguhan panjang, "Aaahh.." Kembali aku mencapai puncak kenikmatanku. Hebat banget dia mengolah memekku sampe aku bisa berkali2 orgasme. Melelahkan tapi nikimatnya banget2. Beberapa saat dia masih menindih di atas tubuhku, dibelainya rambutku dan diciumnya bibirku dengan lembut. "Kamu cepet banget kluarnya Nez, om blon apa2 nih". "Terusin aja om, nikmat banget deh dientot ma om. Inez bisa berkali2 kluar". "Skarang kamu diatas ya Nez".

Dia mencabut kontolnya dari memekku dan berbaring disebleahku. Dengan lemes aku bangun dan menaiki badannya. aku segera memposisikan diri jongkok di atasnya, kontolnya kuraih dan kugesek2kan ke itilku beberapa kali, sebelum semuanya kumasukkan sampai mentok. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya, kuhisap bibirnya. Kukerutkan otot-otot di dalam memekku untuk mencengkeram kontolnya. Bersamaan dengan itu kuputar pinggulku sambil kutarik ke atas sampai ke leher kontolnya. Kemudian dengan cara yang sama kulakukan dengan arah ke bawah, dan kulakukan berulang-ulang. Ia mengelus dan meremas bokongku, pinggulnya menyodok memekku dari bawah. Toketku terhimpit di dadanya, perutku menggeser-geser perutnya dan desis kenikmatan kami semakin menyatu. Kurasakan gesekan otot dan kulit kontolnya di dalam memekku, rasanya enak sekali, kepala kontolnya yang besar yang menyodok-nyodok dalem banget makin menambah kenikmatan yang kualami. Bagian dalam memekku berkedut makin cepet. Aku melenguh panjang, kutepuk pundaknya dan ia segera mengerti untuk menghentikan kocokannya. Sementara aku juga menghentikan gerakanku dan menikmati kedutan orgasmeku yang kesekian kalinya. Aku masih menumpuk di atas tubuhnya, kontolnya masih terjepit dalam sekali di dalam memekku. "Oom.. enak sekali. Om lama banget kluarnya ya...", kucium pipinya dan kudekap tubuhnya. Dan ketika dia mulai mengocokku dengan ringan dari bawah, segera kutepuk kembali pundaknya, "Aaah, jangan dulu Oom.." Kurebahkan kepalaku di samping kepalanya, kudekap tubuhnya yang kekar, kuluruskan kakiku sehingga paha kami saling menempel, dengan posisi ini aku merasa menjadi satu dengannya. Kontolnya masih tetap di dalam
memekku.

Menit berikutnya dia sudah menggulingkan tubuhku ke samping tanpa melepaskan kontolnya dari memekku. Dan dalam sekejap tubuh yang mengkilat oleh keringat sudah diatasku dengan posisi push up, kedua tangannya berada di amping tubuhku, kedua kaki lurus dan merapat. Kontolnya sangat besar dan keras masih terasa menekan dalam lubang memekku. Kutekuk kakiku dan kubuka lebar-lebar pahaku, karena aku tahu bahwa dia akan segera mengaduk-aduk memekku dengan kontolnya itu. Dia mulai menarik pelan-pelan kontolnya, kuimbangi dengan remasan otot memekku, kurasakan nyeri kenikmatan dari bawah tulang kemaluanku. "Aaahh..", aku mulai mendesis, kuputar pinggulku, dan kuremas-remaskan kontolnya dengan memekku, aku merintih tidak tahan, dia juga mendesis. Aku digenjotnya dengan putaran ke kanan kadang ke kiri, kadang diulir kadang ditancap lurus ke bawah. Rasa geli dan nikmat makin merambat di seluruh bagian memekku. Kakiku sudah terangkat tinggi menggapit pinggangnya, pinggulku selalu melekat erat dengan pinggulnya. "Ayo kluarin om...Inez dah lemes banget". "Nez kakinya dirapetin deh". Aku segera merapatkan kakiku sehingga kontolnya kerasa makin kejepit otot memekku. Begitu kakiku merapat dia langsung mempercepat genjotannya. ooowww...uuuuggghhg...enak banget om..." "iya Nez, kontol om kaya diremes2 dan disedot2 memek kamu... om dah kerasa mo ngecret Nez, ngecretin didalem ya sayang. "Inez pasrah diapain aja mo om.... aaaahhhh..." Dia pun semakin mempecepat genjotannya dan tak lama kemudian dia menancapkan kontolnya dalem2 di memekku dan crot...crot...crot pejunya berhamburan memenuhi memekku. Kerasa banget angetnya. Itu yang bikin aku juga mendesah mencapai orgasme ku lagi. Akhirnya kami bisa nyampe bareng.

Setelah semuanya mereda, kamu berbaring bersebelahan, tangan kanannya mengusap-usap keningku. "Nez akhirnya kesampean juga om ngentotin kamu, nikmat banget deh memek kamu. Sempit banget dan kedutannya berasa banget. Kamu pindah kemari aja Nez, jadi om bisa sering2 ngentotin kamu. Nti om bilang deh ma bosmu kamu dipindah kemari aja buat bantu2 om juga". "Om juga hebat banget deh, dah kontol om gede gitu, panjang lagi. Trus ngecretnya bisa lama banget. Inez gak keitung dah brapa kali om sampe lemes banget deh". "Tapi nikmat kan sayang". "Banget om". "trus mau ya pindah ke mari". "Kalo Inez pindah kemari trus om sering ngentotin Inez, lama2 tante bisa tau om. Inez kan bisa dipecat". "Ya deh, nti om pikirin gimana baeknya". "Inez cape om, bobo yuk". "Met bobo sayang, nti kalo dah bangun kita maen lagi ya", katanya sambil mengecup bibirku lembut. Aku diem aja, taklama kemudian aku dah terlena kerna cape dan juga nikmat...SUHU DOMINO



No comments:

Post a Comment