Sunday, March 15, 2020

KAK LARAS SANG PENOLONGKU

SUHU DOMINO
6100GAME - Ini adalah cerita sex-ku yang asik. Namaku Kevin (samaran), tinggiku 161 cm, berat memang rada gendut si.. Aku mempunyai daya sex yang kuat sekali, sering aku melakukan onani dengan dengan nonton BF dan berkhayal tubuh sintal dan seksi, lalu memasukkan penisku ke vagina cewek. Aku sering nonton BF dan diiringi meremas-remas penis sampai aku tegang dan keluar sperma. Ini biasanya aku lakukan sampai tiga kali dalam satu kali nonton BF. Aku suka susu cewek yang besar dan kenyal. Aku paling suka kalau bermain sex dengan posisi aku di bawah dan cewek yang memainkan vaginanya di atas tubuhku sambil melihat pantat besar dan mulus yang naik turun dan bergoyang.

Cerita ini bermula dari kecelakaan kecil yang menimpaku. Seperti biasa, sore hari aku menyempati jalan-jalan dengan motor kesayanganku, dengan memakai jeans dan jaket kesayanganku, dengan kecepatan yang tidak begitu cepat. Aku lihat ke kanan dan ke kiri, tiba tiba ada motor dari belakang dengan kecepatan tinggi menyerempetku. Sekilas aku kaget dan berusaha minggir, tapi sial aku malah jatuh karena tepi jalan itu ada batu batu kecil yang menyebabkan ban motorku tergelincir dan akhirnya aku tertimpa motor dan yang menyerempetku tadi langsung tancapgas (kabur)! Setelah itu aku berusaha bangun dengan pertolongan orang orang di sekitar situ. Aku terluka di bagian kaki (paha atas, lengan atas dan dada), sebenarnya luka ini tidak begitu serius bagiku, tapi aku kagum sekali dengan pertolongan orang-orang di sekitar situ yang penuh simpatik.

Setelah beberapa detik kejadian itu, aku langsung dibawa ke dalam sebuah rumah dekat kejadian. Ya, seperti biasa menghindari campur tangan polisi. Setelah aku dimasukkan di dalam sebuah rumah dan motorku di depan rumah itu, aku disuruh duduk oleh seorang cewek yang ternyata pemilik rumah itu. "Adik duduk aja di sini, biar kakak ambilin obat ya..." kata cewek itu dan segera masuk ke dalam kamarnya yang letaknya di depanku. Perkiraanku cewek ini umurnya sekitar 31 - 33 karena kelihatan masih muda. Tapi cewek ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar 165 cm susu yang montok berukuran sekitar 36B dan masih terangkat dengan menggunakan kaos yang longgar dan pantat yang besar sekali karena pada waktu itu dia pakai rok pendek sampai lutut dan kelihatan betis yang mulus dengan ditumbuhi rambut halus. Aku sempat berkhayal untuk memegang pantatnya yang besar sekali, kuremas-remas sambil memasukkan jariku ke lubangkenikmatannya. POKER ONLINE


Setelah beberapa menit dia mencari obat merah di kamarnya, dia memanggil anaknya, "Sri.. Sri...ambilin minum tuh... buat Mas-nya!" ternyata dia punya anak perempuan yang namanya Sri, umurnya sekitar 10an tahun. Setelah berhasil menemukan obat merah, lalu menghampiriku,
"Wah... ini lukanya parah sekali Dik..." sambil membuka tutup obat merah.
"Ah.. nggak kok kak... biasa aja kok," kataku sambil memperhatikan susunya yang montok tergelantung itu.
"Nama Adik siapa?" tanya kakak itu sambil meneteskan obat merah di lengan atasku.
"Kevin kak , aduh pedih sekali... pelan-pelan kak...!"
"Maaf ya... Dik Kevin, oh ya nama kakak Laras ," katanya sambil meneteskan ulang obat itu di lengan atasku.
Dan tidak disengaja susu Laras itu menyenggol sikuku."Oh... maaf kak... tidak sengaja," tanyaku sambil melihat susu nya yang membuat penisku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
"Lho... Dik Kevin yang kena yang mana lagi, kelihatannya celana kamu sobek tuh..." katanya sambil memegang celanaku yang sobek itu.
"Ya... kak itu di bagian paha atas dan di dada ini," sambil membuka sedikit kaos yang kupakai.

"Yang ini harus diobati loh, entar kalau tidak cepet diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan nggak?" kata nya.
"Agak linu Kak... karena bagian paha sih..." kataku sambil mencari kesempatan melihat susu.
Pada waktu itu tepat dudukku tidak memungkinkan aku meluruskan kakiku.
"Ya... sudah ke kamar Kakak dulu situ berbaring biar kakimu bisa diluruskan," kata Kak Laras sambil membantuku berdiri dan berjalan.
"Ya... Kak... tapi...?" tanyaku ragu.
Nanti disangka macam-macam, tapi memang niatku untuk berusaha nge-sex sama dia yang montok itu.
"Tapi apa, oh... kamu malu ya... nyantai aja kamu kan teluka dan perlu pengobatan, sudah masuk ayo Kakak bantu!" sambil melingkarkan tangan kanan di pundak Kak Laras aku berjalan.
Dan tidak disengaja waktu berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan susu montok Kak Laras tapi aku tidak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dengan pelan-pelan agar tidak ketahuan kalau disengaja, terasa puting susu Kak Laras yang kenyal menyebabkan penisku tegang. Dan sampailah di tempat tidur Kak Laras.

=
"Sudah Vin, mana yang luka lagi?" sambil duduk di sampingku dan membelakangiku sementara aku terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus nya.
"Di dada sini kak," kataku sambil membuka ke atas kaosku agar kelihatan lukanya.
"Ya... sudah dilepas dulu kaosnya, entar kalau kena obat ini kan jadi merah," katanya basa-basi.
Aku langsung buka kaosku, dan sekarang aku telanjang dada.
"Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu," sambil mendekat ke dadaku, dan otomatis aku melihat dengan jelas susu nya tergelantung dan ditutupi oleh BH yang tidak muat menampung besarnya susu Kak Laras dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan sekarang sudah di atas paha mulus Kak Laras. Dan pada waktu dia  meneteskan obat, aku terasa pedih dan dengan refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol susu nya dan rok mini Kak Laras terangkat ke atas, terlihat paha yang mulus itu.
"Maaf ya.. Kak, aku tidak sengaja kok," pintaku sambil menurunkan tanganku ke paha yang mulus dan putih itu.
"Ya.. tidak apa-apa kok," sambil meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaku yang luka.

Sekarang dia agak ke atas dan membungkukkan dirinya, otomatis susu yang montok itu dekat sekali dengan wajahku itu. Aku tidak tahu ini disengaja atau tidak, tapi buatku disengaja atau tidak tetap saja membuat penisku makin tegang. Lama-lama kok posisi dia makin membungkuk dan sampai suatu saat susunya tersentuh dengan mulutku. Wah, terasa kenyal dan empuk, aku tidak diam saja, aku berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yang di paha mulus nya itu, pelan dan pelan karena aku takut Kak Laras marah karena ulahku ini. Dengan nafsu yang kutahan, aku gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sambil merasakan penis yang menegang kepingin lepas dari sangkarnya (CD-ku), dan sampailah aku di pangkal paha Kak Laras itu dan menyentuh CD nya yang kelihatan memakai CD warna hijau kembang dan kepalaku bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek susu kak Laras (pelan-pelan), dan sesekali kujilat halus susu montok itu, waktu itu kak Laras diam saja dan terus mengobati dadaku yang luka tapi nafas nya tidak bisa disembunyikan, sering dia menarik nafas panjang untuk menahan nafsunya.

"Sudah nihhh... Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yang terluka?" sambil melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya yang mulus itu."Itu kak.. di paha atas," jawabku sambil menunjukkan tempat yang luka."Wow... Ya ini harus dibuka Vin, kalau tidak dibuka dimana kakak bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yang ketat.. ya sudah dicopot aja!" jawab Kak Laras sambil melihat dengan dekat luka dari luar celanaku dan sesekali lihat penisku yang sudah tegang dari tadi.
"Kak... bisa bantuin copot celanaku, aku tidak bisa copot sendiri kak, kan tanganku luka," alasanku agar dia bisa lihat penisku dari dekat. GAME ONLINE

Tiba-tiba Sri datang dengan membawa air putih.
"Ma ini airnya.."
"Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa tutup pintunya, Mama mau obati Mas Kevin dulu!"
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan sex-ku. Setelah itu kak Laras mulai membuka resleting celanaku dan membuka bagian atas dan aku mengangkat sedikit pinggulku supaya dia mudah melepas celanaku. Saat membuka celanaku, posisi dia membungkuk sehingga mulutnya dekat dengan penisku yang tegang, dan aku sengaja mengangkat pinggul yang lebih tinggi dan tersembullah penisku dan mulut kak Laras... "Sorry kak.. tak sengaja," mulai saat itu penisku mulai tegang sekali karena cara kak Laras membuka celanaku sangat merangsang penisku.

Sambil sedikit menungging dan menggerakkan sedikit pantat yang besar itu, kak Laras melepas celana jeans-ku (apa ini usaha dia untuk merangsang nafsuku), dan akhirnya aku sekarang tinggal pakai CD. Dan mulailah kak Laras mengobati paha atasku dengan posisi nungging membelakangiku dan sedikit siku tangannya menyentuh penis yang sudah tegang. Sesekali kak Laras melihat penisku dan menggesek-gesekkan sikunya di penisku itu. Dengan melihat gelagat dia yang memberi peluang padaku, aku tidak diam aja. Dengan melihat pantat yang besar menghadap kepadaku, tanganku mulai sedikit meremas-remas dan mengelus betis lalu menuju ke atas paha yang mulus dan akhirnya aku sampai ke paling atas (pantat mulus kak Laras) dan aku nekat mengangkat rok mini nya ke atas sehingga sekarang terlihat pantat yang mulus itu dengan ditutupi CD yang menyelepit di belahan pantat.

Aku mulai mengelus-elus, dan sesekali menarik CD kak Laras dan ternyata sudah basah dari tadi.Lalu aku memainkan jariku di permukaan vagina yang tertutup CD itu, dia mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga dia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas CD nya yang sudah basah. Sekarang aku memberanikan diri untuk melihat secara langsung vagina nya yang kelihatan sudah tidak sabar untuk dimasuki rudalku yang sudah tegak berdiri. Aku mulai menggeser CD nya ke kiri dan kelihatan dengan jelas vagina kak Laras yang sudah memerah itu. Lalu aku perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan vagina nya dan dengan reaksi itu nafas Kak Laras mulai tak beraturan, "Eeehhh... ahhh... ohhh hemmm.." dan sekarang aku memasukkan jari tengahku ke lubang kenikmatan nya dengan pasti dan kukocok dan terus kukocok dengan pelan-pelan dan lama-lama semakin cepat dan... "Ah.. oh yes te... rus... please... ah... ohe.. lebih dalam.. Vin... " Kak Laras mulai membuang obat merah itu dan sekarang tidak mengobati lukaku lagi malah sekarang dia sudah mulai mengocok dan meremas dengan kuat penisku.

Aku kurang puas dengan posisi ini, aku mulai mengangkat salah satu kaki nya ke sampingku dan sekarang posisi 69 yang kudapat, dan vagina kak Laras tepat di depan mulutku. Aku mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil dan kupermainkan pinggir vagina nya dengan lidahku yang indah itu. "Oh.. ya... enak sekali hisapanmu ... Oh aughhh ahhh yes... terus!" dan aku mulai memasukkan lidahku ke dalam lubang yang basah itu dan terasa asin tapi gurih.
"Oh... ah... terus... kontol kamu tegang sekali vin..."
"Ya.. kak jilat... jilat dong..!"
Tanpa banyak kata dia terus melumat habis penisku.
"Oh... ya... ya... terus yang keras lagi...!"
Kak Laras memang pandai dalam hal oral, tidak satu bagian pun dari penisku yang terlewatkan dari lidah birahi nya. Telur penisku terlahap juga dengan mulut binalnya. Kak Laras tidak puas sampai di situ, sekarang dia mengangkat pantatku lebih tunggi dan kelihatan jelas lubang anusku dan sekarang mempermainkan lidahnya di lubang anusku. Oh, terasa geli bercampur nikmat sampai ujung rambut, pada waktu itu juga dia tidak kuat menahan nikmat yang dia rasakan, dan aku tahu kalau Kak Laras mau orgasme yang pertama kalinya, aku mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan mempercepat kocokkan jariku di vaginanya dan akhirnya... "Vin... ah ye.. yea.. aku tidak tahan .. a.. ku.. ke.. luaaar..." dan "Serr... serrr.." terasa semprotan kuat dari vagina nya kena jariku.

Cairan putih kental yang keluar dari vagina nya kusedot habis sampai bersih .Dia sekarang tergeletak lemas di sampingku.
"Kak masih kuat? Apa cukup saja kak?" tanyaku disamping memelintir puting susunya yang kuharapkan sex dengan nya dan dia kembali terangsang.
"Ah.. kamu jantan sekali vin! Aku tidak nyangka kamu kuat sekali, kamu belum bisa keluar?" tanya nya sambil mengocok halus kemaluanku yang masih tegang itu.
"Belum kak ! mau lagi atau..."
Belum aku berhenti ngomong kak Laras mulai memasukkan penisku ke mulutnya dan dijilat, disedot dan dikocok, sedangkan aku di pinggir tempat tidur dan dia di atas tempat tidur dengan posisi nungging, dan aku tetap meremas-remas dan sesekali kupelintir-pelintir puting nya itu.

"Aah... terus kak...! lebih dalam kak...! yes hemmm Aah... sessttt aahh..."
"Vin... masukin aja ya... aku pingin ngerasain penis kamu ini,"
Lalu aku memutarkan tubuh kak Laras dengan posisi nungging dan aku mulai mengarahkan penisku ke lubang nya tapi aku tidak langsung memasukkan penisku, kugesek-gesek dulu ke permukaan vagina dia terlebih dahulu.
"Ah.. ya... masukkan vin.. cepet aku tidak tahan nih... oh... ce... pet!"
Aku langsung memasukkan ke lubang vagina  nya.
"Blesss... sleppp..."
"Ah... ye..." erang nya menerima serangan batang kemaluanku.Aku mulai memajukan dan memundurkan penisku dengan pelan tapi pasti dan sekarang aku tambah frekuensi kecepatan kocokanku.
"Ah... ya.. penis kamu.. hebat vin.. keras, te.. rus.. oh.. ssst... ah..."

Aku semakin terangsang dengan erangan dan desahan nya yang menggeliat-liat seperti cacing kebakar. Aku angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah penisku untuk sampai ke rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.
"Oh ya.. aughhh.. ssttt teruss.. jangan ber.. henti.. ah... ke.. rass.. kamu.. hebat..."
Dan akhirnya,
"Vin... lebih cepet...! aku mau ke.. luar.. aku.. tidak... oh.. ye.. tahan... la.. gi.. ah... oh shhh..."
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan kenikmatannya, "Serr.. serr..." terasa ujung penisku disemprot dengan cairan hangat yang kental. Sekarang kak Laras tergulai lemas di hadapanku. Aku memperhatikan tubuh nya yang montok dengan susu yang besar, dengan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.

Aku tetap mengocok sendiri penisku biar tetap tegang, dan aku mulai tidak kuat, mungkin ini waktunya aku untuk mengakhiri permainan sex-ku.
"Kak... permisi, aku mau mengakhiri tugasku ini..."
Dengan mengangkat tubuh nya ke pinggir tempat tidur, dan membuka lebar-lebar paha kaka Laras sehingga terpampang vagina nya yang masih basah dengan cairan kenikmatannya, aku mulai memasukkan penis dan mengocoknya.
"Ah.. kau nakal ya.. vin.. aughhh hemmm.. terus vin ..."
Aku dengan semangat "45" kukocok habis vagina nya dengan menggesek-gesek klitorisnya dengan jari jempolku untuk mempercepat dia untuk orgasme ketiga kalinya, dan...
"Kak... aku mau ke... luar.. ah.. ye... di.. mana.. ini... dalam atau di luar... oh ye!" sambil mempercepat kocokan jari dan penisku.
"Ya.. aku juga vin... uh.. uh.. hemm... sstt.. kita.. barengan di dalam.. oh ye.."

Kak Laras tidak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aku keluar di dalam vagina nya, "Crottt.. crottt..." sampai lima kali semprotan dan dibarengi dengan erangan dan getaran tubuh kak Laras, "Oh... yak.. yes... hemmm..." Lalu kucabut penisku dan kupukul-pukulkan di permukaan vagina nya dengan penisku ,kak Laras mengangkat tubuhnya akibat vaginanya kupukul dengan penisku.
"Kakak hebat sekali deh, makasih ya kak..."
"Kamu juga hebat banget vin.. kakak sampai kualahan menghadapi kontol kamu yang tegap ini. Wah... kontol kamu ini harus dibersihkan dulu ya..."
Dia langsung mengarahkan penisku ke mulutnya dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
"Wow... oh... ye.. teruus.. yesss... sseessttt ahh ya..."
Ini membuatku tegang lagi, dan dia tak henti-hentinya mengocok dan mengulum penisku yang tegang sekali.

"Kak... stop.. augghhhh he... stooop aku.. tak.. tahan.."
Dan...
"Croot... croottt..."
Kukeluarkan spermaku untuk kedua kalinya di wajah nya, dan aku tergeletak lemas di atas susu kak Laras.
"Nah.. sekarang kan ak tidak kalah banget toh.. ya.. dua-tiga lah...!"
"Makasih ya.. vin... kamu hebat dalam permainan sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur dulu deh!"
Lalu aku tertidur sampai malam, dan sebelum aku pulang ke kost-ku, sempat dia minta untuk oral sekali lagi. SUHU DOMINO


No comments:

Post a Comment